Puluhan Siswa SD di Garut Disodomi, Kementerian Turun Tangan
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Guna merehabilitasi para korban pelecehan seksual di Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cinta Nagara Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menurunkan tim untuk meninjau keadaan psikologis para korban di sana. Selain itu tim pun akan memberikan penyuluhan terhadap mereka tentang bahaya Sodomi.
Tim yang terdiri atas lima orang itu dibagi dua bagian, ada yang menghibur anak-anak dengan game dan ada yang memberikan penyuluhan kepada masyarakat, bagaimana mencegah putra putrinya dari pelecehan seksual. Kegiatan tersebut bertempat di Madrasah Diniyah Takmiliyah/RA Miftahul Ulum, Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
Anggota tim psikolog dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Barat pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Lutfiah Rahmatin, mengatakan, sebenarnya tim terdiri atas delapan orang, tetapi yang turun baru lima orang. Selain memberikan konseling kepada korban dan anak-anak lainnya, juga memberikan penyuluhan tentang pendidikan seks kepada orangtua.
“Karena ini pertemuan awal, kamo mengumpulkan data awal dulu. Selain korban, warga akan diberikan penyuluhan sebagai fondasi lingkungan sosial agar mendukung dan mencegah adanya ejekan kepada para korban,” ucapnya.
Pada pertemuan pertama tersebut, tim dari LPMP Kemendikbud mengajak anak-anak korban pencabulan untuk mengikuti game bersama teman-teman lainnya. Selain untuk menghibur, juga membuat mereka tetap dapat berbaur dengan teman-teman yang lainya. Untuk penanganan korban tidak bisa ditentukan,semuanya tergantung kondisi. Yang penting para korban “fun” dulu.
“Berusaha buat anak fun dulu. Dan yang paling penting adalah pemulihan dengan melupakan kejadian dan dorongan dari orangtua dan masyarakat,” kata Lutfiah.
Ke depan, pihaknya berencana melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah agar lebih peduli terhadap pendidikan seks yang tepat sesuai usia anak. “Jadi ketika ada yang mau melakukan sodomi, mereka bisa menolak,” ujarnya. (Yayat Ruhiyat/WP)