Duh! Harga Cabai Merah di Garut Naik Dua Kali Lipat
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Musim hujan yang terus mengguyur seluruh wilayah di Indonesia ini, berakibat melonjaknya harga berbagai jenis sayuran, termasuk cabai merah. Bahkan di pasar induk Ciawitali Guntur Garut,harga cabai merah sekarang ini melonjak hampir dua kali lipat.
Kenaikan tersebut disebabkan kurangnya pasokan dari petani, karena banyak tanaman sayuran dan cabai yang rusak akibat diguyur hujan terus menerus.
Kepala UPTD Pasar Induk Guntur Ciawitali Kabupaten Garut, Dayat mengatakan, hal itu terjadi akibat stok cabai berkurang selama musim hujan ini. Sebab sayuran maupun cabai memang tidak tahan dengan guyuran air hujan yang terlalu banyak, hal itu mengakibatkan cepet busuk.
“Akibat banyaknya tanaman cabai yang rusak karena diguyur hujan, ahirnya produksi petani pun jauh merosot. Sehingga berdampak pada kurangnya stok di para pedagang, dan ahirnya harganyapun melambung tinggi,” Kata Dayat.
Di Pasar Ciawitali Garut, harga cabai merah keriting sekarang ini mencapai Rp 40.000/Kg sedangkan cabai merah biasa Rp 50.000/kg. Kenaikan harga cabai ini memang cukup signifikan yaitu dua kali lipat dari harga sebelumnya.
“Sementara harga normal cabai merah biasanya jatuh di kisaran Rp 25.000 per kilogram,” ungkapnya.
Penasihat Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Garut, Endang Solihin menilai, kenaikan harga cabai di pasaran dinilai wajar. Pasalnya, harga jual di tingkat petani pun cukup tinggi di kisaran Rp 40.000-Rp 45.000 per kilogram.
“Kenaikan harga itu disebabkan adanya penurunan produksi mencapai 30 persen,” tuturnya.
Dia menerangkan, penurunan produksi cabai disebabkan serangan hama dan ulat. Organisme pengganggu tanaman itu biasanya menyerang usia tanaman menjelang dua bulan. Hingga kini, menurut dia, mayoritas petani belum mampu mengatasi serangan hama dan ulat pada cabai. “Belum ada obat yang ampuh. Paling juga mencegah agar tidak meluas dengan obat tertentu,” ucapnya
Di samping serangan organisme pengganggu tanaman, Endang menjelaskan, intensitas musim hujan saat ini cukup tinggi. Tanaman pun kebanyakan air, sedangkan sinar matahari sangat minim. (Yayat Ruhiyat/WP)