Gas Melon Langka, Agen di Ciamis Ini Terpaksa Tutup
wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Salah satu agen gas elpiji 3 kg yang ada di Kabupaten Ciamis terlihat tutup dan tidak memasok ke pangkalan di beberapa tempat yang ada di Kabupaten Ciamis seperti biasanya. Hal itu membuat sebagian warga kelimpungan mencari gas elpiji yang beberapa hari ini sulit untuk didapatkan.
Usman (43), salah satu warga Kedung Panjang, Maleber, Kecamatan Ciamis mengaku sudah dua minggu ke belakang dia kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg. Dia biasa membeli gas melon itu di pangkalan dekat Pasar Ciamis. “Sudah dua minggu ini saya kesulitan untuk mendapatkan gas berisi 3 kg itu. Kalau adapun di pangkalan yang lain tidak memberi karena telah memiliki langganan,” ujarnya.
Kata Usman, dia biasa membeli gas elpiji di pangkalan langganannya itu sebanyak 20 tabung untuk di jual di daerahnya. Per tabungnya ia jual sebesar Rp 18 ribu, namun itu pun tergantung banyaknya tabung gas elpiji yang ia dapatkan dari pangkalan. Jadi untuk harganya disesuaikan, karena harus memperhitungkan jarak tempuh dari rumahnya ke lokasi pangkalan yang cukup jauh. “Saya biasanya menjual dengan harga sebesar Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per tabungnya,” ungkapnya.
Terang dia, sejak hari Jumat lalu dia telah menyimpan sebanyak 10 tabung gas kosong di pangkalan langganannya. Namun ketika akan diambil pada hari kemarin dia harus gigit jari, karena tidak mendapatkan satu tabung pun. Hal itu membuat dirinya semakin pusing dan pasrah akan keadaan saat ini. “Saya terpaksa kembali menggunakan kayu bakar, karena untuk lebih mengirit biaya. Karena harus lebih banyak mengeluarkan uang jika beli makan di warung,” ungkapnya.
Sementara salah satu pengurus agen gas elpiji 3 kg yang ada di Lingkar Selatan Ciamis, Jajat Sudrajat mengatakan, selama dua kali sehari memasok gas 3 kg ke beberapa pangkalan yang ada di Ciamis. Diantaranya Sindangkasih, Handapherang, Pamarican dan lainnya. “Kita selalu tepat waktu dalam hal pengiriman dan tidak menemukan masalah,” katanya.
Nunu penjual gas elpiji pangkalan yang ada di dekat Pasar Ciamis mengaku setiap dua hari sekali mendapat pasokan dari agennya dengan lancar. Malah setiap kali truk pengangkut gas elpiji datang, warga yang sudah menunggu lama segera mengambil gas elpiji yang baru saja diturunkan. “Pas datang gas selalu habis. Seperti semut melihat gula langsung digulung,” tuturnya.
Yani (37) ibu rumah tangga warga Desa Kepel Kecamatan Cisaga mengaku sulit untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg itu. Walaupun ada harganya lumayan cukup tinggi. “Di pengecer ada yang menjual gas melon ini sebesar Rp 20 hingga 25 ribu per tabungnya,” ungkapnya. (Dena A. Kurnia/WP)