Miris… Cerita Keluarga di Pangandaran Tinggal di Rumah yang Nyaris Ambruk
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Nyaris roboh dan mengancam nyawa, rumah Nasirun (45) salah satu warga miskin Dusun Cikulu RT 2 RW 1, Desa Sukahurip, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran sampai saat ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Padahal pihak Rukun Tetangga (RT) sudah mengajukan beberapa kali, namun belum mendapatkan respon.
Saat Warta Priangan meninjau ke lokasi, rumah ini nyaris roboh, sehingga harus ditopang dengan menggunakan tiang kayu seadanya. Selain memiliki kemiringan cukup parah, kondisi atap genting dengan rangkanya menggunakan bambu yang diikat tali, karena takut ambruk jika dipaku.
Dinding rumah yang terbuat dari bambu sudah lapuk dan bolong-bolong, sehingga jika malam dan musim hujan harus rela tidur kedinginan karena bocor di sana-sini. Sedangkan jendela menggunakan plastik, bukan kaca.
Rusmiati istri Nasirun, Jumat (27/1) saat ditemui, mengaku dirinya merasa khawatir bila terjadi angin besar datang, dapat merobohkan rumah dan mengancam jiwa keluarganya.
Menurutnya mereka biasanya langsung mengungsi ke rumah tetangga, karena takut tertimpa bangunan rumah yang sudah lapuk.
“Suami saya hanya sebagai petani gula kelapa yang kami sewa sebanyak 29 pohon, kalau cuaca bagus paling banyak dapat Rp 40.000. Untuk kehidupan sehari-hari dengan 7 orang anak saja kadang cukup kadang enggak, apalagi rehab rumah,” katanya.
Saat ini lanjutnya, anak laki-laki yang pertama dan anak perempuan yang ke tiga suda dua minggu ini merantau di kota Tangerang. Ada yang menjadi buruh pabrik dan yang satunya menjadi pembantu. Padahal mereka baru keluar sekolah di SMP.
Ia mengaku, selama menjadi penduduk setempat belum pernah mendapatkan bantuan sosial dari pihak pemerintah.
“Kalau pengajuan mah sering, saya pernah didata, tapi sampai sekarang belum ditanggapin. Saya takut kalau melihat kondisi rumahnya bisa saja roboh tiba-tiba dan ada korban,” katanya. (Iwan Mulyadi/WP)