Pelayanan Kasus HIV-AIDS di Puskesmas Parigi Masih Terkendala Ketersediaan Obat
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Puskesmas Parigi sudah siap melayani pengobatan para penderita HIV/AIDS. Namun ketersedian obat ARV, koordinasi dengan RSUD Banjar dan kesiapan provinsi dalam hal kesiapan mensuplai obat-obatannya masih menjadi kendala.
“Secara keseluruhan kita sudah siap untuk melayani terutama pelayanan ARV. Tapi kita perlu koordinasi terkait suplai obat terutama kasus HIV baru, “ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yadi Sukmayadi, kemarin (9/3).
Yadi menambahkan, ada 22 orang penderita HIV/AIDS yang sudah rutin melakukan pengobatan ARV. Dengan demikian diharapakan 22 orang penderita tersebut bisa berobat di Pangandaran. Sehingga tidak perlu ke RSUD Banjar setiap bulannya.
Namun demikian karena masih adanya kendala, terpaksa 22 orang tersebut masih menjalani pengobatan ke Banjar, walaupun di Parigi sudah ada pelayanan.
“Sistem pelaporannya kan tidak sama dengan orang yang sakit biasa, jadi yang 22 belum bisa dilakukan pelayanan disini. Untuk sementara yang bisa dilayani di Puskesmas Parigi akan melayani penderita baru,” tuturnya.
Sementara itu Country Program Manager AHF (AIDS Healthcare Foundation), Riki Febrian mengatakan, terhitung bulan ini Puskesmas Parigi sudah bisa melakukan pelayanan.
Namun pelayanan yang akan diberikan untuk sementara ini bukan pelayanan ARV, melainkan pemberian obat propilaksis. Pasalnya untuk penyediaan obat ARV itu masih perlu waktu dari pemerintah provinsi.
“Kalau untuk layanan ARV itu harus ada kordinasi dulu antara Dinas Kesehatan Provinsi dan rumah sakit pengampu yaitu Hasan Sadikin,” ungkapnya.
Untuk melakukan pelayanan pengobatan ARV diperlukan data pasti berapa penderita HIV/AIDS di Kabupaten Pangandaran. Hal ini untuk memastikan berapa obat yang nantinya akan dikirim ke Puskesmas Parigi.
Dirinya mengatakan, untuk 22 orang penderita HIV/AIDS karena selama ini Kabupaten Pangandaran tidak memiliki tempat pelayanan. Maka mereka dirujuk keluar yaitu ke RSUD Banjar.
Namun rencananya apabila suplai obat ARV sudah ada di Puskesmas Parigi, ke 22 orang tersebut akan didorong untuk berobat ke puskesmas Parigi.
“Sebetulnya, mayorita dari mereka ini ingin segera dilayani di puskesmas Parigi,”ungkapnya.
Ditambahkan Riki, sambil menunggu suplai obat ARV dari provinsi, pihaknya akan mencoba menginisiasi dan mengajak kelompok masyarakat yang HIV positif untuk mulai mengakses layanan disini dengan memulias mengakses obat propilaksis terlebih dahulu.
“Obat ini diberikan kepada orang yang HIV positif sebelum mendapatkan ARV,” tuturnya.
Dengan demikian layanan ARV di Puskemas Parigi sebenarnya bolanya ada di pemerintah provinsi untuk menyediakan obat ARV dengan segera. (Iwan Mulyadi/WP)