Dalam Setahun Ratusan Kasus Orang Terlantar Terjadi di Ciamis

51

wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Sesosok Ibu berusia kurang lebih 41 Tahun datang ke Kantor Tagana Kabupaten Ciamis, dengan menggendong seorang balita laki-laki, beliau bercerita apa yang terjadi terhadap dirinya tersebut, Minggu (19/03).

Dengan muka memelas dan mengeluarkan air mata, ibu tersebut perlahan membeberkan kronologis kejadian kepada petugas yang mengatasi masalahnya tersebut. “Awal mulanya saya dibawa suami saya ke wilayah Ciamis dan saya tingal mengontrak di Sadananya selama lima bulan. Tetapi akhir-akhir ini suami saya entah dimana tidak ada kabar  sama sekali, sebelum suami saya pergi beliau mengucapkan silahkan kalau mau pulang ke keluarga kamu ke Klaten. Dari situ suami saya sudah tidak kelihatan lagi,” katanya.

Dari hasil interogasi dan pendataan petugas yang menangani permasalahan, seorang ibu tersebut berasal dari Provinsi Jawa Tengah. “Saya bernama Sri Rahayu dan tinggal di Desa Bendo Rt 029 Rw 012, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, serta suami saya bernama Sulaeman,” terangnya.

Agung petugas pelaksana Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Ciamis menambahkan, menangani masalah seperti yang terjadi pada ibu tersebut sudah sering dengan permasalahan di katakan orang terlantar. “ibu tersebut datang ke sini beliau mengaku terlantar, dan ingin pulang ke tempat tinggalnya di Jawa Tengah,” tambahnya.

foto: dede hermawan/wp

Dinas Sosial Kabupaten Ciamis jika kedatangan atau menyikapi masalah seperti tersebut hanya memasilitasi sebagian kebutuhan. “Semua yang datang dengan kategori orang terlantar akan difasilitasi kebutuhannya sesuai aturan yang berlaku, cotohnya seperti yang di alami Ibu Sri, kami hanya memberi ongkos saja sampai ke Klaten, nanti beliau kalau sudah sampai di Klaten harus datang ke Polsek terdekat dan nanti beliau juga akan dikasih arahan harus kemana. Seperti tadi, sebelum Ibu Sri datang ke sini beliau datang terlebih dahulu ke Polsek Ciamis dan dari Polsek diarahkan ke sini,” papar Agung.

Ia juga menambahkan, tahun 2016 terdapat kurang lebih 200 orang terlantar yang ditangani. “Yang tercatat kurang lebih 200 mereka berasal dari luar Provinsi Jawa Barat. Kami hanya bisa membantu mereka satu kali saja sebab ditakutkan mereka berdalih menjadi orang terlantar dijadikan pekerjaan atau penghasilan mereka, dan kami juga membatasi bantuan pemberian fasilitas kepada mereka apa lagi sekarang bantuan APBD ada pemangkasan jadi harus bisa berhati-hati menggunakan anggaran dana yang minim. Jika mereka sudah dibantu satukali terus datang yang keduakalinya meski di tahun yang berbeda, kami hanya melayani saja tidak akan memberikan santunan ataupun fasilitas, antara yang tarlantar dengan yang modus berbeda tipis,” tambahnya. (Dede Hermawan/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses