Saat Melaut, Nelayan Pangandaran Masih Gunakan Perhitungan Tradisional
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Sebagian besar nelayan yang ada di Kabupaten Pangandaran masih menggunakan perhitungan tradisional saat melaut, perhitungan tersebut merupakan perhitungan yang turun temurun.
Salah satu nelayan asal Bojongsalawe, Kecamatan Parigi, Dudung mengatakan, dalam perhitungan tradisional ada pergantian musim yang terjadi per empat bulan satu kali dalam satu tahun.
“Jika musim angin barat kondisi ikan laut ada di tengah, sedangkan jika musim angin timur kondisi ikan laut berada di pinggir,” kata Dudung.
Masih dikatakan Dudung, saat musim angin barat, resiko nelayan sangat tinggi karena harus menebar jaring lebih dari 4 mil, sedangkan kondisi mesin yang dimiliki nelayan Pangandaran rata-rata sebagian besar hanya 3 GT dan hanya perahu.
“Jangkauan kelayakan untuk menempuh jarak 5 mil lebih, dibutuhkan mesin yang 5 GT atau 10 GT dan harus menggunakan kapal,” tambahnya.
Dudung menjelaskan, hampir 2 tahun ini cuaca tidak mendukung, sehingga kondisi nelayan bisa dikatakan musim paceklik dan lebih memilih usaha didarat. Bahkan jika nelayan memaksakan melaut akan merugi. (Iwan Mulyadi/WP)