Calon Bupati Ciamis : Panca – Olah Menuju Ciamis Maju dan Modern
wartapriangan.com, OPINI. Dalam konteks desentralisasi, daerah (kabupaten/kota) memiliki kewenangan yang kuat serta kebebasan yang luas untuk mendesain kebijakan pembangunannya berikut mengimplementasikan dan mengevaluasinya. Figur utama yang memainkan peran peting, dalam konteks ini, adalah kepala daerah (bupati/walikota). Artinya, kepala daerahlah yang lebih menentukan serta menjadi determinan utama kemajuan dan kemodernan sebuah daerah otonom. Kepala daerah menjadi tumpuan harapan bagi hitam-putihnya sebuah daerah berikut peningkatan kesejahteraan warganya. Kepala daerah menjadi penggerak utama dan pencipta inovasi-inovasi pembangunan daerah.
Itu sebabnya mengapa kita harus benar-benar selektif dalam memilih kepala daerah. Sebagai pemimpin politik yang terpilih melalui proses politik yang demokratis, kepala daerah dituntut memiliki kriteria-diri yang tepercaya dan menjanjikan, seperti: punya rekam jejak (track record) yang baik, berintegritas, punya kualitas intelektual memadai, punya pengalaman manajerial, dan punya visi-misi yang jelas, “berpijak bumi”, dan terukur sehingga dapat direalisasikan.
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, salah satu daerah otonom yang akan menggelar pilkada langsung pada 2018. Daerah ini sesungguhnya memiliki potensi dan sumberdaya ekonomi yang kaya dan sangat menjanjikan.
Tetapi, mengapa sampai saat ini Ciamis kurang menunjukkan kemajuan yang berarti dalam pembangunannya? Bahkan relatif tertinggal dibandingkan kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Barat? Kalau selama ini Ciamis relatif tertinggal, sebenarnya lebih karena manajemen pembangunannya yang kurang efektif. Persoalannya terletak pada kreatifitas dan inovasi-inovasi yang minim dari kepala daerah. Ke depan, Ciamis diharapkan menjadi kabupaten yang maju dan modern sekaligus salah satu pusat pertumbuhan yang penting di Jawa Barat dan pada gilirannya mampu memberikan multipler effect bagi daerah-daerah di sekitarnya. Syaratnya, tentu saja, Ciamis harus dikelola dengan baik, tepat, dan cerdas di bawah kepemimpinan yang efektif.
Dalam konteks itulah, saya – Heri Solehudin Atmawidjaja – merasa terpanggil pulang kampung mengabdikan diri untuk kemajuan Ciamis. Tidak ada yang lebih membanggakan dan membahagiakan bagi saya selain dapat memberikan kontribusi terbaik dan nyata bagi daerah kelahiran saya, Galuh – Ciamis.
Sejauh ini, saya sudah memeta secara menyeluruh problem-problem yang dihadapi Kabupaten Ciamis saat ini di berbagai bidang. Saya juga sudah memotret dengan objektif potensi daerah yang dimiliki Ciamis, baik potensi ekonomi maupun potensi sosial, budaya, politik, sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan lain-lain.
Dari hasil pemetaan dan potret tersebut, saya berkesimpulan bahwa Ciamis ini sungguh “seksi” dan menawan. Kabupaten ini sangat potensial menjadi daerah maju dan modern. Syaratnya, tatakelola pembangunan daerah diubah ke pola manajemen pembangunan yang berbasis pada kondisi dan realitas empiris Ciamis itu sendiri. Manajemen pembangunan demikian memandang Ciamis dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan terintegrasi. Tidak bisa sepotong-sepotong dan terpisah-pisah.
Dalam konteks inilah saya membangun pendekatan yang saya sebut Panca-Olah menuju Ciamis Maju dan Modern. Pendekatan ini selain bersifat menyeluruh-terintegrasi, juga dilahirkan dari rahim empirik bumi Galuh – Ciamis sendiri. Pendekatan ini yang mengintegrasikan secara menyeluruh lima bidang utama pembangunan di mana yang satu berkaitan logis dengan yang lain.
- Olah Batin (keagamaan).
- Olah Nalar (pendidikan);
- Olah Materi (perekonomian);
- Olah Raga (kesehatan); dan
- Olah Rasa (kesejahteraan sosial).
Lebih jauh, pendekatan ini adalah pula sebagai upaya memadukan pesan konstitusi (UUD 1945, Pembukaan: “… mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum…”) dengan kondisi riil Kabupaten Ciamis saat ini. Kelima bidang utama pembangunan tersebut sekaligus juga menjadi problem nyata Ciamis serta yang menjadi sumber kerisauan dan kegelisahan masyarakatnya selama ini.
OLAH BATIN
Olah Batin artinya tatakelola bidang keagamaan dan spiritualitas. Masyarakat Ciamis terkenal sangat religius. Peran pemerintah daerah dalam konteks ini adalah memfasilitasi seluruh kebutuhan masyarakat di bidang keagamaan. Kabupaten Ciamis harus paling bersinar secara moral dan keagamaan. Guru-guru agama, guru-guru ngaji, guru-guru PAUD, para ustadz dan ustadzah, pengelola masjid dan musholla (serta rumah-rumah ibadah lainnya), dan para juru syiar agama (terutama Islam) harus mendapat perhatian dan insentif yang terhormat dari pemerintah daerah.
OLAH NALAR
Olah Nalar sesungguhnya adalah dunia pendidikan. Sebuah daerah kabupaten seperti Ciamis (bahkan juga sebuah negara) jika ingin maju maka wajib menempatkan pendidikan pada posisi yang tinggi. Ia harus menjadi prioritas pembangunan. Memajukan pendidikan menjadi syarat atau tangga penting bagi sebuah daerah untuk “naik kelas” ke tingkat yang lebih tinggi. Membangun pendidikan, pada dasarnya adalah upaya membangun manusia-manusia berkualitas. Dalam bahasa UUD 1945, “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Potensi-diri manusia-manusia Ciamis sesungguhnya luar biasa. Bibit-bibit manusia cerdas banyak sekali di Ciamis. Bahkan banyak tokoh penting di level nasional datang dari Ciamis.
Mamajukan pendidikan di Ciamis mesti dilakukan sejak usia dini hingga perguruan tinggi. Lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal maupun informal harus mendapat perhatian yang adil dan proporsional. Kebijakan pendidikan ditata ulang untuk lebih diarahkan pada peningkatan mutu akademik, peningkatan mutu manusia. Guru-guru dan para pelaku di dunia pendidikan mesti diangkat mutunya sehingga mampu melakukan transfer ilmu pengetahuan dengan baik dan bermutu pula kepada peserta-didiknya. Demikian juga sarana-prasarana pendidikan harus dipenuhi.
OLAH MATERI
Ini sesungguhnya adalah bidang ekonomi. Soal mengelola ekonomi atau perekonomian Ciamis. Kemajuan yang sangat terlihat dan dirasakan secara langsung oleh warga adalah ekonomi. Bidang ekonomi tidak bisa diabaikan sama sekali. Ia sama pentingnya dengan bidang pendidikan. Potensi ekonomi Ciamis yang besar membutuhkan tatakelola yang kreatif sehingga menjadi kekuatan yang nyata dan dinikmati.
Olah Materi atau tatakelola bidang ekonomi Ciamis, diperlukan sentra-sentra industri di sejumlah wilayah sesuai potensi sumberdaya yang dimiliki. Setidaknya ada 5 (lima) sentra pertumbuhan ekonomi yang dapat dibangun dan diaktualkan di Ciamis, yakni: sentra peternakan – perikanan, sentra agrobisnis, sentra perindustrian, sentra perdagangan – jasa, dan sentra pariwisata – seni budaya.
OLAH RAGA
Olah Raga, dalam konteks Ciamis, dipahami tatakelola bidang kesehatan. Bidang kesehatan membentuk segitiga utama pembangunan dengan bidang pendidikan dan ekonomi. Dengan kata lain, bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan merupakan bidang prioritas pembangunan yang harus berjalan bersama. Yang satu tidak lebih penting dari yang lain.
Masyarakat Ciamis harus sehat, selain harus cerdas, dan kaya (hidup sejahtera). Untuk membangun masyarakat yang sehat (secara fisik) tidak cukup dengan hanya membangun/meyediakan sarana dan fasilitas kesehatan yang memadai, melainkan membangun perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat justru menjadi faktor hulu dalam pembangunan kesehatan.
OLAH RASA
Olah Rasa merupakan upaya dalam manajemen pembangunan untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Jadi, membangun masyarakat sejahtera. Kesejahteraan masyarakat memiliki dua sisi yakni sisi lahir (materi/fisik) dan sisi batin atau jiwa.
Pendidikan yang maju dan berkualitas, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan kesehatan yang terjamin, harus diikuti oleh tingkat kesejahteraan masyarakat yang nyata. Masyarakat Ciamis harus sejahtera lahir-batin. Sejahtera lahir (terpenuhi segala kebutuhan sandang, pangan, dan papan) dengan baik setiap saat. Dengan kata lain, masyarakat Ciamis harus kaya secara materi/ekonomi. Sejahtera batin/jiwa, artinya masyarakat Ciamis harus merasa tenang dan bahagia. Hidup tenteram, aman, dan nyaman.
PENUTUP
Dalam pendekatan model Panca-Olah, Kabupaten Ciamis dikelola dalam pola manajemen yang mengikuti prinsip-prinsip good governance dan clean government. Ia menjadi kabupaten yang di satu sisi terbuka dan ramah investasi, di sisi lain kuat dan berdaya ekonomi masyarakatnya (UMKM dan kelompok-kelompok lainnya), pusat pertumbuhan baru Jawa Barat, terangkat eksistensi kearifan lokalnya, terjaga kesehatan dan keselamatan lingkungan, dan terjamin kesejahteraan masyarakatnya.
Sangat disadari, kemajuan Ciamis sangat ditentukan oleh kerjasama yang baik, saling menghormati (peran masing-masing), dan hubungan kemitraan antartiga pihak, yakni: pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Ketiga pihak itulah (pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat) yang menjadi pilar penting untuk membangun dan menggerakkan kemajuan daerah. Membuat ketiganya bersinergi dengan baik dan harmoni membutuhkan kepemimpinan politik yang pemersatu, visioner, kreatif, dan efektif.
[Dr. H. Heri Solehudin Atmawidjaja]
Pebisnis dan Anggota Forum Doktor Universitas Indonesia