Berang! Ratusan Warga Garut Demo, Usir Seorang Mantri dan Bidan di Desanya

151

wartapriangan.com, BERITA GARUT. Puskesmas Cibatu berhasil mewakili Kabupaten Garut, dalam ajang Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Perdesaan Berprestasi tingkat Jawa Barat. Namun sayang, acara yang cukup bergengsi ini tercoreng oleh masalah pelayanan, yakni lambatnya penanganan pasien oleh seorang mantri yang menjabat sebagai Kepala Pokja UPK (Upaya Kesehatan Perorangan) di Puskesmas Cibatu.

Ya, ratusan warga Kampung Cicantel RW 10 Desa Girimukti Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut berunjuk rasa. Massa mendatangi kediaman rumah mantri M. Mereka mempertanyakan kematian salah seorang warganya setelah berobat di tempat praktek, Rabu malam (7/6).

Aksi unjuk rasa di depan rumah Kepala Pokja UKP di Puskesmas Cibatu itu dilakukan sebagai rasa kecewa terhadap buruknya pelayanan mantri kesehatan tersebut.

Ayi Sopandi (50), salah seorang pengunjuk rasa menceritakan, bahwa keluhan tersebut berawal dari lambatnya penanganan pasien yang meninggal dunia, setelah mendapat pemeriksaan oleh mantri M. “Malam itu pasien yang juga menjabat Ketua RW diperiksa ke mantri M. Mantri mengatakan, bahwa pasien dalam keadaan darurat dan disuruh pulang,” terang Ayi.

“Seharusnya kalau tahu pasien itu darurat, ya di rujuk ke Puskesmas, ini malah dipulangkan,” tambah Ayi.

Sesampainya di rumah, korban muntah-muntah. Ketika mau dibawa lagi ke rumah mantri, pasien menghembuskan napas terakhirnya di perjalanan.

Mdan istrinya I yang juga seorang bidan, yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Bidan Wilayah Garut Utara, dinilai oleh warga sekitar kurang peka. Selain biaya pengobatan mahal, pasutri yang mengabdi pada Dinas Kesehatan itu kerap menolak pasien yang membutuhkan pertolongan pertama.

“Peristiwa serupa sering terjadi, sebelumnya baik Mantri M maupun istrinya Bidan sering menolak pasien. Lagi pula tarif pengobatanya cukup mahal. Untuk itu kami meminta ada pengganti mantri dan bidan desa di tempat ini,” terang Entis, warga lainnya.

Dalam aksi tersebut, warga berharap pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melakukan pembenahan pelayanan yang baik bagi warga. Selain itu warga pun meminta mantri M dan bidan I tidak lagi bertugas di Desa Girimukti,” tegasnya.

Bahkan warga mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar bila keduanya masih melakukan praktek pengobatan di Desa Girimukti.

Unjuk rasa tersebut berakhir setelah perwakilan warga diterima di aula kantor Desa Girimukti. Kapolsek Cibatu AKP Sukarso SH, mempertemukan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dengan pengunjuk rasa.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Tenie Swara Rifai, didampingi, Forkopim Kecamatan Cibatu, Kepala UPT Puskesmas Cibatu, dan Pjs Kepala Desa Girimukti, setelah musyawarah dengan warga menyampaikan hasil keputusannya, bahwa dengan alasan penyegaran, tuntutan warga agar mantri M dan bidan I dipindah tugaskan akhirnya dipenuhi.

Bahkan ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Garut, pihaknya akan mencabut izin praktek mantri M, termasuk bidan I. Keduanya akan ditugaskan di Puskesmas Cibatu.

“Terkait mal praktek terhadap pemeriksaan pasien yang meninggal, kami tidak punya wewenang untuk menyatakan bersalah atau tidak, itu nanti akan kami laporkan ke Majelis Kode Etik,” tandas Tenie.

Disinggung apakah akan berdampak kasus yang sedang terjadi dengan penilaian lomba Puskesmas yang sedang berlangsung? Kepala Dinas Kesehatan mengatakan, dirinya percaya tim penilai dari Provinsi akan bersikap profesional. “Tim penilai baik dari Pusat maupun Provinsi tidak akan melihat kepada kejadian ini, karena masalah yang terjadi antara mantri M dan warga itu di luar tugas dinas,” ungkapnya.

Meski Tenie Swara Rifai yakin bahwa tidak akan ada dampak kasus yang terjadi dengan penilaian lomba Puskesmas, tetap saja ini akan menjadi raport merah bagi dunia medis yang ada di Kabupaten Garut. (Yayat Ruhiyat/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.