Proyek Seribu Masjid di Pangandaran Didemo Warga!
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Program Seribu Mesjid di Jawa Barat yang digagas Gubernur Ahmad Heryawan, berujung masalah. Sejumlah warga dan para pekerja sejak pagi hingga siang ini, Minggu (3/12/2017) melakukan unjung rasa di proyek lanjutan pembangunan Mesjid Jami, di Dusun Emplak RT 02/01 Desa Emplak tepatnya di Bundaran Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
Proyek masjid tersebut menggunakan anggaran APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2017 namun ternyata tak semulus harapan dan menyisakan sejumlah persoalan. Warga dan pekerja dalam orasinya menuntut upah pekerja, utang di warung dan piutang matrial bangunan segera dibayar.
Emosi warga dan pekerja tak terbendung. Warga dan para pekerja kesal sebab selain upah para pekerja belum dibayar, utang warung yang biasa memberikan makan para pekerja dan kontraktor juga belum dibayar. Bahkan bahan bangunan atau matrial oleh pemborong juga belum dibayar.
Kemarahan dan kekesalan warga dan pekerja berujung melakukan unjuk rasa serta menyegel jalan pintu masuk proyek.
Persoalan batas waktu pembangunan masjid ini juga dipertanyakan. Semestinya proyek ini sudah finishing dan selesai sesuai Surat Perintah Kerja (SPK) yang ditentukan, yaitu pada 9 Desember 2017 mendatang.
Namun hingga Minggu (3/12/2017) siang ini, progres proyek pembangunan mesjid ini hanya baru mencapai 50-60% saja. Artinya proyek masjid ini dipastikan tidak akan selesai, sesuai batas waktu yang ditentukan.
Salah seorang warga, Ujang Rohmana (30) mengaku turun dan berdemo hanya meminta upah para pekerja, matrial dan warung miliknya itu segera dibayar, “Karena selain tunggakan pada warung cukup besar. Satu unit mobil milik saya dijabel oleh sebuah toko kelontong sebagai jaminan,” ungkap Ujang.
Sementara Hendi (30), selaku pekerja mengaku, selama 2 bulan bekerja 1 bulan lebih belum dibayar.
“Saya ini punya anak istri di rumah yang perlu makan setiap harinya. Mereka di kampung menunggu kiriman uang dari saya selama bekerja di proyek ini. Saya saat ini bingung mau ngirim uang ke keluarga pakai apa, sementara hampir ratusan pekerja di proyek ini hingga sekarang belum dibayar,” ungkapnya.
Menurutnya ketika ditanya kepada kontraktor atau mandor dari proyek, mereka hanya mendapatkan janji-janji saja dari kontraktor.
Hal serupa juga diungkapkan para pedagang makanan dan nasi. Sebut saja Rapin Maya, yang berjualan nasi dan setiap harinya melayani makan para pekerja.
“Hutang mereka kepada warung saya saja sangat besar hingga puluhan juta belum lagi warung nasi lainnya. Ya ada sampai Rp 150 jutaan” ungkapnya kesal.
Kapolsek Kalipucang, AKP H Jumaeli, menyampaikan jalannya unjuk rasa berjalan aman dan kondusif.
“Kita bisa mengamankan pendemo saat berorasi. Selain menjaga para pendemo, juga menjaga jalur utama ke Pangandaran agar tetap lancar dan tidak mengganggu pengguna jalan,” katanya. (Iwan Mulyadi/WP)