Mengenal Lebih Dekat Kusmawati Yazid
Pembalap Nasional Asal Pangandaran Ini Tak Kenal Kata Gengsi
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Siapa yang tak kenal dengan Kusmawati Yazid? Pembalap sepeda kelas cross country (XC) dari Polygon Factory Team ini telah malang melintang di berbagai kejuaraan nasional, regional, bahkan internasional.
Meski sudah memiliki ketenaran dan segudang prestasi, namun perempuan tangguh yang lahir di Pangandaran 10 Agustus 1982 ini, tak malu membantu ibunya berjualan durian di Pangandaran.
Bahkan dialah yang memborong durian dari petani di pohonnya, baru nanti diserahkan pada ibunya. Bahkan jika tak ada latihan di Bandung ia ikut berjualan melayani pembeli.
Kusmawati Yazid memang tidak gengsian. Saat pulang latihan dari Bandung atau usai mengikuti lomba diluar kota, dan jika tidak sedang musim durian maka dia akan mencari petai untuk dijual. Bersama ibunya dia membantu menjadi pedagang asong berjualan petai di pantai Pangandaran.
Kemandirian memang telah terbentuk sejak usianya masih belia. Saat duduk di bangku kelas enam Sekolah dasar (SD), Kusma panggilan putri kesayangan Abrorin Yazid dan Samini ini, sudah merasakan hidup terpisah dari kedua orang tua nya. Kedua orang tuanya bercerai, Ayahnya pindah ke daerah lain dan menikah lagi sedangkan Ibunya mengadu nasib ke negeri tetangga (Malaysia) dan (Quwait) selama enam tahun sebagai TKW.
Sejak saat itu Kusma tinggal dengan kakak kandungnya yang sudah menikah, terkadang dengan orang tua angkat. Dari latar belakang keluarganya yang demikian, terbentuklah jiwa kusma yang tegar, tekun dan tidak manja. Tanpa mengharapkan dan meminta kiriman biaya hidup dari Ibu atau ayah nya, Kusma tumbuh sebagai pribadi yang “kuat”.
Sejak kelas lima Sekolah Dasar Kusma menggembala kambing salah satu tetangganya untuk kemudian bagi hasil dengan membagi anak kambing sebagai upahnya yang akhirnya Kusma membeli sepeda dari hasil menjual kambing miliknya.
Pekerjaan ini Kusma lakukan selama dua tahun sampai Kusma lulus Sekolah Dasar. Beranjak SMP setiap hari libur untuk menambah uang saku, Kusma kerja paruh waktu di tempat penyewaan fasilitas berenang berupa pelampung dan sejenisnya di tepi pantai Pangandaran tempat usaha salah satu kakaknya.
Perjalanan Karier
Sebelum terjun ke dunia sepeda, Kusma pernah menggeluti beberapa cabang olah raga seperti bulu tangkis, lari marathon 10 kilometer dan karate tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Namun perjalanan hidup membawanya menekuni dunia sepeda sejak dia dibangku kelas dua SMP berkat ajakan kakak iparnya (Tusli Supriyadi) yang dulu mantan atlit sepeda.
Tusli Supriyadi yang mengenalkan Kusma di dunia balap sepeda. Awal karirnya yaitu di sepeda jalan raya. sejak usia empat belas tahun dan bergabung dengan Tim Kuda Laut Pangandaran yang waktu itu diketuai oleh H. Sasa Saefudin.
Berbagai prestasi dia raih sampai tingkat Porda Jawa Barat. Hingga di tahun 2000 saat dirinya gagal masuk seleksi PON Jatim, di tahun 2001 Kusma memutuskan untuk transfer ke disiplin sepeda lintas alam karena merasa ada peluang disana dan bergabung dengan Tim Kencana Bike di Malang setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2001.
Karena di Pangandaran tidak ada tim untuk melatih atlit sepeda gunung, dia mempertaruhkan karirnya demi menyongsong prestasinya yang lebih baik. Awal karir sepeda gunung meski dengan modal sepeda pinjaman, Kusma bisa membuktikan kepada orang-orang yang terkadang ada meremehkan dan mencibirnya.
Prestasi
Di awal karirnya di sepeda gunung lintas alam, Kusmawati Yazid berturut-turut memenangkan kejuaraan daerah dan nasional, dan menjadi pembalap nasional dimulai tahun 2001, saat dirinya mendapat kesempatan mewakili Indonesia di SEA Games Malaysia 2001.
Selain di nomor Sepeda gunung lintas alam, Kusmawati Yazid juga berprestasi di nomor sepeda gunung “DOWNHILL” dan pernah meraih juara ke-3 di Kejuaraan Asia Bali tahun 2005.
Kusmawati Yazid juga berhasil meraih medali perunggu di SEA Games Indonesia 2011, dan kembali mengukir prestasinya di SEA Games Myanmar 2013 dengan meraih 2 emas, di nomor Sepeda gunung lintas alam perseorangan dan nomor sepeda gunung estafet beregu.
Bahkan menjadi “Best Asian Rider” di Langkawi International Mountain Bike Championship (LIMBC) 2013 dan peringkat ke-5 di ASEAN Games Incheon Korea 2014. Hal ini membanggakan bangsa Indonesia serta sponsor utamanya Polygon Bikes. (Iwan Mulyadi/WP)