Soal Dampak Relokasi Pedagang di Pantai Pangandaran, Ini Ungkapan Bupati Jeje
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, menyampaikan dirinya dapat memahami berbagai persoalan yang dialami para pedagang yang biasa berjualan di pinggir pantai Pangandaran dan saat ini direlokasi ke kios-kios yang disediakan pemerintah.
Hal tersebut disampaikan kepada Warta Priangan, di Pangandaran, Minggu (18/3/2018) malam.
“Saya sengaja setiap hari Sabtu dan minggu terjun langsung ke lapangan dan menerima keluhan para pedagang. Mereka yang mengeluh sebagian besar pedagang yang mendapatkan kios di lantai dua,”ungkapnya.
Bahkan lanjutnya, ada seorang pedagang yang datang ke rumah menyampaikan keluhan soal sepinya pembeli yang berdampak pada penenuhan kebutuhan mereka, baik untuk makan, kebutuhan anak sekolah bahkan tagihan bank.
“Saya sebagai manusia biasa tentu sedih dan berempati. Saya sangat mengerti betapa susahnya mereka,”ujar Jeje, matanya berkaca-kaca.
Sebenarnya jika pendataannya dulu benar, tambah Jeje, jumlah pedagang tidak akan membengkak seperti sekarang. Mungkin tidak perlu sampai membangun kios hingga dua lantai.
Bayangkan saja, kata Jeje, dari hasil temuan dilapangan dari 800 kios di eks Pananjung Sari hanya 200 kios yang digunakan untuk aktivitas berjualan, siasanya masih tutup dan tidak digunakan.
“Tapi sudahlah itu jangan dipersoalkan terus, meskipun tentu kita akan mengambil tindakan pada kios-kios yang tidak juga dipakai berjualan. Namun yang pasti saya meyakini langkah penataan ini sudah benar, tinggal kita akan terus mencari solusi terbaik agar persoalan ini dapat dicarikan jalan keluarnya,”kata Jeje.
Namun harus dipahami bersama, setiap kebijakan pasti ada yang diuntungkan dan dirugikan. Dan dirinya melihat dari segi manfaat yang lebih luas kebijakan ini sudah benar.
“Kita tidak akan tinggal diam. Saya juga tidak ingin rakyat hidup susah, karena tujuan penataan dan relokasi PKL ini ingin kawasan tertata dan jumlah wisatawan meningkat, serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,”terangnya.
Jeje menegaskan, kritikan dan saran dari pedagang atau pihak lain yang disampaikan secara langsung maupun lewat media sosial akan ditampung dan menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjawab persoalan tersebut.
Tapi kata Jeje, pemkab tentu akan tetap melangkah dan tidak ingin kembali surut ke belakang. Visi mewujudkan Pangandaran sebagai Kabupaten pariwisata berkelas dunia harus diwujudkan bersama.
“Percayalah, pemkab tidak akan tinggal diam. Kita akan mencari jalan keluar yang terbaik, agar relokasi pkl yang saat ini berhasil dibarengi dengan peningkatan perekonomian para pedagang,”tegasnya.
Memang perlu proses dan tidak mudah seperti membalikan tangan. Dalam kesulitan yang terjadi, ujar Jeje, pasti ada solusi dan ini yang terus di upayakan.
Jeje mencontohkan, dulu saat baru rencana pemindahan 12 pengusaha resto di Pantai Barat ke Kampung Turis, mereka juga memprotes dan menentang atas kebijakan tersebut.
“Namun sekarang, alhamdulilah setelah ditemukan konsep yang bagus dengan nama Kampung Turis, jumlah wisatawan yang berkunjung ke sana luar biasa meningkat,”ungkapnya.
Untuk itu dirinya meyakinkan bahwa penataan pedagang yang dilakukan saat ini sudah tepat. Saat ini tinggal bagaimana para pedagang yang sudah bersedia direlokasi jualannya laku, hingga kebutuhan hidup mereka tercukupi.
“Saya mengajak kepada semua stakeholders untuk bersama-sama mewujudkan membangun Kabupaten Pangandaran dari segala aspek, termasuk bidang pariwisata yang menjadi andalan sumber PAD Kabupaten,” pungkasnya. (Iwan Mulyadi/WP)