Mengapa Miras Oplosan Banyak Diminati? Yuk Simak Penjelasannya…
wartapriangan.com, BERITA NASIONAL. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, minuman keras oplosan diminati karena harganya sangat terjangkau. Miras itu dibungkus plastik bening tanpa merek dengan kisaran harga Rp 15.000-Rp 20.000.
“Harganya katakanlah terjangkau. Mereka punya keuntungan luar biasa,” ujar Setyo di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (13/4/2018).
Dengan harga murah, konsumen mendapat efek yang luar biasa. Setyo mengatakan, karena ada kandungan methanol dalam miras, orang yang meminumnya bisa cepat mabuk. Padahal, zat methanol tidak bisa dikonsumsi.
“Yang biasanya minum satu gelas, ini minum satu sloki langsung mabuk. Mempercepat efek,” kata Setyo.
Menurut dokter penyakit dalam, kata Setyo, methanol dapat menyebabkan lambung bolong jika dikonsumsi.
Jika kadarnya sampai 90 persen, fungsinya sama seperti formalin untuk mengawetkan mayat. Ia juga menyampaikan, biasanya, konsumen miras oplosan itu remaja hingga usia produktif. “Antara 18-30 tahun. Ada juga yang 56 tahun,” kata Setyo.
Korban yang tewas akibat miras oplosan terus bertambah di Jawa Barat dan Jakarta. Di wilayah Jawa Barat, korban tewas akibat miras oplosan di Jabar menjadi 58 orang. Rinciannya, yakni 41 orang di Cicalengka, 7 orang di Kota Bandung, 7 orang di Sukabumi, 2 orang di Cianjur, dan 1 orang di Ciamis.
Sementara itu, di wilayah hukum Polda Metro Jaya, ada 33 korban meninggal. Rinciannya, 10 orang meninggal di Jakarta Timur, 8 orang meninggal di Jakarta Selatan, 6 orang meninggal di Depok, 7 orang meninggal di Bekasi Kota, dan 2 orang meninggal di Ciputat.
Dengan demikian, total korban miras oplosan di Jakarta hingga Jawa Barat adalah 91 orang.
Sebelumnya, Wakil Kepala Polri Komjen Syafruddin memerintahkan semua jajarannya segera menuntaskan kasus tersebut dalam waktu sebulan.
Dia tak ingin ada lagi miras menjelang bulan Ramadan dan seterusnya. Syafruddin juga meminta semua pelaku yang terlibat dihukum maksimal.
“Saya berikan target, bulan ini selesai. Bulan depan, masuk bulan Ramadhan, tidak ada lagi miras yang beredar di masyarakat seluruh Indonesia, bukan hanya di Jakarta,” kata Syafruddin.
Sumber: KOMPAS.com