Yuki ‘Pas Band’ Ajak Generasi Millenial di Pangandaran Bentengi Diri Dengan Agama

135

wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN.  Wakil Bupati Pangandaran H. Adang Hadari membuka secara resmi kegiatan Aksi Semangat Untuk Indonesia Kondusif, Roadshow Pemuda Millenial 2018 untuk 10 Kabupaten/Kota di Jawa Barat bertempat di SMAN 1 Parigi, Kamis, 22 November 2018. Kegiatan tersebut diikuti 500 pelajar SMP/SMA sederajat dengan narasumber Yuki “Pas Band”.

Pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Pangandaran Adang Hadari membacakan sambutan Bupati Jeje Wiradinata yang menyampaikan bahwa persoalan HIV-AIDS semakin lama semakin mengkhawatirkan baik kualitatif maupun kualitatif.

Berdasarkan data dari Unaids, lanjutnya, dalam kurun waktu 20 tahun terakhir jumlah Odha telah mencapai lebih dari 60 juta orang dan 20 juta diantaranya telah meninggal.

Bupati menegaskan, Pemerintah Kabupaten Pangandaran tentu tidak lalai dan memperhatikan penguatan karakter generasi muda.

“Kita telah meluncurkan dan melaksanakan program pendidikan karakter. Program tersebut mencakup Ajengan Masuk Sekolah, Pangandaran mengaji, pendidikan seni budaya dan kepramukaan,” terangnya.

Tujuannya, untuk membentuk dan memperkuat karakter generasi muda agar lebih tangguh melalui pendekatan keagamaan dan moralitas.

“Pemerintah Kabupaten Pangandaran sangat sangat serius dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS. Diantaranya beberapa waktu lalu saya telah menandatangani Peraturan Bupati tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Pangandaran,” ungkapnya.

Dengan adanya Peraturan Bupati ini, kata Bupati, tentu menjadi payung hukum bagi pemerintah dan pihak lainnya dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS.

Perlu diketahui bahwa sepanjang Januari hingga September 2018 telah ditemukan 43 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pangandaran. Untuk itulah Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Pangandaran sebagai koordinator bersama SKPD terkait, Lembaga donor, LSM dan Kader peduli AIDS terus melakukan langkah-langkah penanganannya.

“Alhamdulillah melalui peningkatan kualitas sarana dan prasarana yang komprehensif, terapi ARV sebagai tibdakan pengobatan bagi penyandang AIDS sudah dapat dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Pangandaran yaitu di Puskesmas Parigi. Sehingga saat ini untuk melakukan terapi ARV tidak perlu lagi ke kabupaten/kota tetangga,” tambahnya.

Motivasi dari Yuki Pas Band

Sementara itu Yuki Arifin Martawidjaja, mantan vokalis Pas Band sebagai narasumber memberikan motivasi dan wejangan kepada para peserta peserta

Pada kesempatan tersebut Dirinya juga mengungkapkan berbagai persoalan hidup yang dialaminya, dari menjadi vokalis dan rugi dalam berbisnis. Pria yang dahulu akrab disapa Yuki Pas Band itu kini memilih jalan baru, yaitu jalan Islam.

“Dulu ketika saya sudah tidak ngeband lagi sempat menghilang dari teman-teman, setelah itu membangun bisnis, bisnis bangkrut dan hanya menyisakan utang,” ujarnya.

Kerasnya kehidupan membuat Yuki mencoba bangkit dengan pekerjaan lain demi menghidupi keluarga. Namun langkahnya harus terhenti akibat kecelakaan yang menimpa hingga dirinya sempat tidak bisa berjalan akibat cedera.

“Dulu setelah bangkrut dari usaha, kerja keras lagi kesana-kemari. Namun langkah harus terhenti karena cedera yang saya alami, bahkan kaki saya patah saat itu,” tutur Yuki.

Setelah sembuh dari penyakit tersebut, barulah dirinya bertemu dengan jalan Islam. Saat bertemu dengan Islam, ia mengakui bagai tersiram air hujan di saat kegersangan menerpa jiwanya. Seluruh kegelisahannya akhirnya terjawab dengan Al-Quran dan hadits yang ia dengar dari kajian-kajian yang diikuti.

“Pada saat saya mulai belajar Islam, di situlah semua perjalanan hidup saya terjawab oleh Al-Quran dan hadits. Pada saat saya buka hadits, loh kok ini persis kehidupan saya. Saya buka Al-Quran, loh kok ini jawaban dari problem kehidupan saya,” kenang Yuki.

Ketika ditanya perihal dirinya yang kerap memberikan motivasi dari kisah hijrahnya, Yuki mengatakan hal itu menjadi ajang untuk menambah ilmu. Baginya berbagi pengalaman tidak akan mengurangi ilmu yang dia miliki, melainkan semakin menambah ilmu.

“Bagi saya ketika saya memberikan pengalaman hidup saya ataupun sedikit tausiah, sebenarnya itu lebih kepada mengingatkan diri saya sendiri, dan tentunya saya juga bisa menambah ilmu,” ungkapnya.

Yuki berharap generasi muda untuk belajar agama lebih giat sebagai benteng dalam menghadai berbagai persoalan dimasa mendatang. “Jangan ikuti jejak saya, tersandung masalah dulu baru tobat,” ujarnya. (Iwan Mulyadi/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.