wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Saat musim hujan melanda Indonesia termasuk Ciamis beberapa bulan ke belakang, banyak daerah dilanda kekeringan, bahkan hingga mengalami krisis air bersih. Di Ciamis saja, tercatat beberapa daerah mengalami bencana kekeringan, seperti Banjarsari, Pamarican, daerah Ciamis Kota bahkan sampai kaki Gunung Sawal yang merupakan sumber mata air Kabupaten Ciamis.
Kondisi ini dibenarkan oleh Eni (52), warga Cijeungjing. Ia menuturkan selama musim kemarau kemarin sumur di rumahnya kering, sehingga ia dan keluarganya harus mengambil air yang jaraknya hampir mencapai satu kilometer dari rumahnya.
“Tak hanya sumur di rumah saya saja yang kering, hampir semua sumur di daerah saya kering saat kemarau kemarin,” paparnya.
Prihatin terhadap kondisi tersebut, sejak tahun 2010 lalu, Yayasan Dyah Pitaloka Citraresmi memgagas sebuah gerakan masyarakat Sangga Buana Galuh (GEMA SABUGA). Gerakan ini fokus pada upaya-upaya pelestarian lingkungan, terutama pelestraian air.
“Sebenarnya, masalah ketersediaan air ini sangat sederhana. Kenapa sumur kita kering? Tidak bisa menyediakan air saat kemarau panjang? Itu karena air hujan sudah tidak tinggal di tanah yang kita pijak. Tanah kita sudah terlalu banyak yang tertutup oleh bangunan, sebagian lagi keras karena unsur haranya mati. Tanah kita jadi tidak bisa menyerap air dengan baik. Menurut berbagai penelitian, tanah di perkotaan hanya mampu menyerap 10-20% air hujan,” terang Pujitio Setoso, Ketua GEMA SABUGA.
Tio menambahkan, sisa air hujan yang tidak terserap oleh tanah kita terus mengalir, mencari daratan rendah, hingga bermuara di laut, dan menyebabkan permukaan air laut naik, sehingga suhu di permukaan bumi semakin terasa panas. Saat mengalir dan bertemu tanah labil, air hujan itu menjadi bencana tanah longor. Inilah yang menyebabkan persediaan air kita berkurang, karena memang airnya tidak terserap oleh tanah yang kita pijak.
Sebagai solusinya, kini GEMA SABUGA tengah menggarap sebuah program pembuatan biopori di daerah-daerah yang mengalami kekeringan. “Program ini terbuka untuk masyarakat Ciamis. Jika ada sumur warga yang kering, silahkan kontak kami nanti tim kami akan datang dan membuat lubang biopori di sana,” tegasnya.
Bagi anda yang ingin daerahnya dibuatkan lubang biopori, cukup dengan donasi sebesar Rp. 500.000, relawan YDPC siap membuat minimal tiga LRB di sekitar sumur rumah Anda. Uang donasi Anda akan diproyeksikan untuk biaya operasional dan pembelian peralatan LRB. Informasi lebih lanjut silahkan hubungi nomor 08112120151. (Senny Apriani/WP)