wartapriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Jajaran Kepolisian Polres Tasikmalaya Kota, mengamankan belasan Remaja yang diduga sebagai anggota geng motor yang tengah pesta miras dan diduga hendak tawuran dengan musuh “bubuyutanya” sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat Kota Tasikmalaya Jawa Barat Sabtu malam dinihari tadi di kawasan Jalan Rumah Sakit Kota Tasikmalaya Jawa Barat(13/12).
“Razia kami lakukan Sabtu malam (13/12) dinihari. Ada sekitar dua belas anak usia sekolah dan belasan motor diamankan,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota Asep Saepudin. Sik melalui Kabag Ops Polres Tasikmalaya Kota Kompol Ricki Lesmana di Pos Polisi adipura Kota Tasikmalaya Jawa Barat. Sabtu dinihari tadi.
Ricki mengatakan, usai ditangkap pada sabtu malam dinihari tadi anggota geng yang rata-rata masih anak-anak usia sekolah tersebut dijemput pulang oleh orang tuanya setelah membuat pernyataan sikap diatas meterai untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.
“Motor yang surat-suratnya lengkap juga kami lepaskan. Yang ditahan adalah yang tidak ada suratnya dan digunakan untuk balap,” kata dia.
Meski sudah banyak laporan dari masyarakat mengenai kegiatan para anggota geng motor tersebut, selain mengamanakan belasan anggota Geng motor dan minuman keras polisi juga menemukan Senjata Tajam Jenis Hardceling yang di simpan dibawah jok motor dari satu diantaranya.
“Razia yang kami lakukan juga merupakan upaya pencegahan agar geng-geng motor tersebut tidak melakukan tindakan kriminal. Meski dilepaskan, kami akan terus melakukan pengawasan pada anak-anak tersebut,” kata Ricki.
Masih menurut Kabag Ops sebagian besar dari anggota geng motor yang tertangkap memang masih berstatus pelajar. “Usianya rata-rata masih muda, antara 15 sampai 20-an tahun,” kata dia.
Aparat kepolisian terus berupaya menekan angka kriminalitas di Kota Tasikmalaya Jawa Barat, termasuk ancaman dari geng motor, melalui pencegahan dan penindakan.
Untuk pencegahan, kata Kapolres, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah kota Tasikmalaya Jawa Barat dan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Jawa Barat, dan pihak terkait lainnya.
“Geng motor tidak hanya saja represif tapi upaya pembinaan. Semua pemangku kepentingan terlibat,” kata dia. (Andri/WP)