wartapriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Penayangan foto berita berjudul “Lagi Asyik Ngamar, Enam Pasangan Mesum di Tasik Dirazia Aparat” yang dimuat media online Warta Priangan mengundang keberatan. Adalah SW (24) dan E (23), dua orang yang terpampang dalam foto tersebut, Rabu (23/12) mendatangi kantor Redaksi Warta Priangan.
SW dan E bersama dua orang rekannya datang sekira pukul 13.00 WIB. Maksud kedatangan keempat orang tersebut adalah keberatan atas foto yang dimuat dalam berita yang tayang Minggu (20/12) lalu.
“Kami bukan pelaku mesum sebagaimana judul pada berita tersebut,” terang SW yang berprofesi sebagai karyawan swasta.
Keberatan tersebut langsung direspon oleh pihak redaksi. Saat itu juga foto berita langsung diganti.
“Ya Selasa malam (22/12), saya mendapat telepon dari kantor, ada masyarakat yang datang karena merasa keberatan dengan foto dalam berita yang kami muat. Karena saat itu sudah pukul 11 malam, bukan jam kantor kami respon keberatan tersebut dengan mengoreksi foto yang dimuat,” terang Senny Apriani, Pimpinan Redaksi Warta Priangan.
Masih menurut Senny, sesuai peraturan perundangan yang berlaku, siapapun memiliki hak koreksi pada sebuah media. “Dalam Pasal 5 ayat [3] UU Pers sudah dijelaskan, kalau ada yang keberatan terhadap isi pemberitaan sebuah media, dia berhak mengajukan hak koreksi serta memaparkan data dan fakta,” tegasnya.
Sementara itu, SW memaparkan kepada Warta Priangan, saat razia berlangsung, dirinya dan E tidak sedang melakukan perbuatan mesum. “Kami bukan sedang berada di hotel dan tidak melakukan perbuatan mesum. Kami sedang berada di room karaoke. Kepentingan saya berada di tempat karaoke itu karena sedang reuni, bukan berbuat mesum”.
E pun menjelaskan, saat razia malam itu sekira pukul 21.30 WIB dirinya sempat dimintai kartu identitas. “Memang sempat dimintai identitas oleh polisi, tapi saya dapat menunjukkan KTP saya dan kami tidak dijaring,” ungkapnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, SW dan E sempat mengemukkan permintaan untuk dipertemukan dengan Andri, reporter yang saat itu meliput razia malam itu.
“Kebetulan reporter berita tersebut sedang ada pelatihan di luar kota. Tapi meskipun belum bertemu dengan reporter, saya langsung meminta redaksi untuk mengganti foto itu. Secara kelembagaan, Warta Priangan juga menyampaikan permohonan maaf khususnya kepada yang bersangkutan, umumnya kepada publik,” tambah Senny.
Sementara itu menurut reporter Warta Priangan yang melakukan liputan peristiwa razia pasangan mesum, saat itu razia memang dilakukan di beberapa tempat. Selain di hotel, razia juga digelar di kos-kosan dan tempat karaoke. (Pauzi/WP)