wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Peristiwa terjaringnya 10 siswa-siswi SMA dari sekolah ternama dalam sebuah razia kamar kost yang digelar aparat kepolisian langsung mendapat respon dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Ciamis, Drs. Toto Marwoto, M.Pd. Berikut komentar Kadisdikbud Ciamis kepada reporter Warta Priangan, Dena A. Kurnia dan Rizal Nurdiana.
“Mereka (siswa-siswi yang terjaring razia) harus diberi konseling yang lebih ketat,” terangnya.
Menurut Toto, saat mendengar kabar tersebut, dirinya merasa sangat prihatin. Namun demikian, peristiwa tersebut tentu bukan bermakna sebuah kesalahan yang sangat fatal yang tidak bisa diperbaiki. Ia juga menjelaskan, kejadian tersebut tidak bisa serta merta menyalahkan dunia pendidikan, karena banyak faktor yang terlibat di dalamnya.
“Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, apalagi yang bersifat pembinaan karakter. Di sini ada peran orang tua, pemerintah setempat, dalam hal ini RT dan RW di lokasi tempat kost tersebut. Tentunya semua harus bekerja,” jelas Toto.
Kadisdikbud Ciamis mencontohkan, banyak sekali tempat kost atau kontrakan yang lingkungannya baik, dari mulai pemilik kost, masyarakat sekitarya, dan pemerintah setempat.
“Peran lingkungan kuat sekali untuk mengantisipasi bahkan mengintervensi perilaku sehari-hari penghuni kost,” tambahnya.
Selain peran lingkungn sekitar, Toto juga menyoroti pola komunikasi untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
“Harus ada pola komunikasi yang baik, efektif, antara semua pihak yang terlibat dalam sebuah proses pendidikan. Dengan pola yang baik, tentu semua akan sama-sama memahami tugas dan peran masing-masing.”
Terakhir, Kadisdikbud Ciamis memastikan, di Ciamis para pendidik sudah memiliki kompetensi yang cukup, dan tidak ada pendidik yang mengajarkan buruk.
Sementara itu, Ketua LSM Badar, Djohan, meapresiasi positif atas respon yang dipaparkan Kadisdikbud Ciamis.
“Betul, selain sekolah, lingkungan sangat berperan. Khusus kejadian kemarin, sekolah harus memberikan perhatian ekstra, agar anak-anak jera. Tapi ini bukan kesalahan sekolah, ini tanggung jawab bersama. Apalagi lingkungan setempat, kalau bisa sama-sama menjunjung etika, pasti anak-anak itu bisa diantisipasi, apalagi mereka kan cuma pendatang, pasti ngikut arahan lingkungan setempat,” terang Djohan. (Dena A. Kurnia & Rizal Nurdiana/WP)
Baca juga:
Sepuluh Siswa Siswi dari SMA Ternama di Ciamis Terjaring Razia