wartapriangan.com, BERITA GARUT. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut hingga kini belum bisa memastikan teknis atau cara pemulangan empat warga asal Garut eks pengikut Gafatar yang ditemukan di Kalimantan Barat. Sebab itu, Pemkab Garut masih menunggu intruksi lebih jauh dari Pemerintah Pusat. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Garut, Asep Suparman.
Asep mengatakan, hingga saat ini, belum ada kejelasan apakah Pemkab Garut akan menjemput mereka (eks Gafatar) atau seperti apa teknisnya. “Dari informasi yang kami dapatkan, dari ratusan anggota eks Gafatar asal Jabar yang ada di daerah Kalimantan Barat, ada empat warga Garut. Kami belum bisa memastikan bagaimana teknis kepulangan mereka ke sini (Garut),” ujar Asep.
Dikatakan Asep, dari hasil penelusuran, keempat warga Garut tersebut merupakan warga Kampung Cinengah, Desa Jatisari, Kecamatan Cisompet. Keempatnya berasal dari satu keluarga.
Kemudian, Asep menerangkan, empat warga Cisompet tersebut yakni Tisna (33) sebagai kepala keluarga dan istrinya Nina (32), serta dua anaknya Aksan Fasha (10) dan Salwa Sajidah. Data tersebut diakui Asep sudah sesuai dengan informasi yang diterimanya dari pihak kepolisian.
Menurutnya, hingga sejauh ini tidak ada warga yang melapor telah kehilangan anggota keluarganya. Hal ini tentu menyulitkan pihaknya dalam melakukan upaya pelacakan sebelumnya. Hingga akhirnya, secara
tiba-tiba ada informasi empat warga Garut eks anggota Gafatar yang akan dipulangkan dari Kalimantan Barat.
“Tapi biasanya untuk kasus seperti ini, mereka terlebih dahulu ditampung di suatu tempat untuk mendapatkan pembinaan. Setelah itu mereka baru dipulangkan ke daerah asalnya. Kami masih menunggu
intruksi apakah harus menjemput mereka atau tidak?,” katanya.
Dengan adanya empat warga Cisompet yang menjadi anggota Gafatar dan ditemukan di daerah Kalimantan Barat, menurut Asep, tidak menutup kemungkinan ada pihak yang mengajak mereka. Oleh karena itu, Bakesbangpol akan menelusuri pergerakan Gafatar di wilayah Cisompet.
“Selama ini pergerakan Gafatar sangat tersembunyi sehingga cukup sulit untuk dipantau. Kita akan melakukan penelusuran, khawatirnya dari Cisompet ini bukan hanya empat orang ini yang menjadi anggota Gafatar,” ucap Ase.
Lebih jauh Asep memaparkan, berdasarkan data yang dimilikinya, Gafatar di Garut memang memiliki cabang di beberapa kecamatan, di antaranya Pameungpeuk, Sukawening dan Leles. Di sisi lain, hingga saat ini keberadaan pengurus Gafatar sulit dilacak karena sama sekali tidak meninggalkan jejak.
Dia menjelaskan, penelusuran yang dilakukan terhadap rumah salah seorang pengurus Gafatar di Garut pun tidak membuahkan hasil, karena yang bersangkutan sudah tidak ada di rumahnya. (Yayat Ruhiyat/WP)