wartapriangan.com, BERITA GARUT. Aksi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Garut (AMPG) berakhir ricuh dengan aparat kepolisian. Pasalnya para mahasiswa melakukan pemblokiran jalan di wilayah Simpang Lima, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (27/1). Dalam aksi itu, mahasiswa tuntut Bupati Garut mundur.
Dari pantauan Warta Priangan, para mahasiswa sempat akan membakar ban, tetapi aparat dari Polres Garut mengamankanya. Para mahasiswa kecewa karena aksi sebelumnya bupati tidak menerima aspirasi mereka.
Akhirnya, AMPG kembali melakukan unjuk rasa menyuarakan agar Bupati Kabupaten Garut, Rudy Gunawan dan Wakil Bupati setempat, dr Helmi mengundurkan diri.
Polisi yang melakukan penjagaan, mengamankan ban yang akan dibakar. Tetapi para mahasiswa bersikukuh untuk membakarnya. Aksi dorong pun terjadi antara mahasiswa dan polisi. Bahkan, satu orang mahasiswa sempat diamankan.
Hal itu, membuat suasana aksi semakin bertambah ricuh. Namun akhirnya mahasiswa yang sempat diamankan Polisi tersebut dibebaskan sehingga kericuhan pun mereda.
Unjuk rasa tersebut merupakan aksi kedua yang dilakukan AMPG untuk menuntut Rudy Gunawan mundur dari jabatanya.
Sedangkan, aksi sebelumnya berlangsung dua hari yang lalu. Koordinator Lapangan AMPG, Asep Abdul Fatah, mengatakan pihaknya merasa kecewa dengan keputusan bupati yang tidak menerima mereka pada hari Senin (25/1).
Hingga kini, bupati belum merealisasikan janji politiknya. “Aksi blokade jalan yang kami lakukan sebagai bentuk kekecewaan kepada pemerintah. Blokade ini kami lakukan untuk menyampaikan kebobrokan Pemkab Garut,” ujar Asep, Rabu (27/1).
Asep menuntut kejelasan dari bupati terkait Perda nomor 3 tahun 2014 tentang rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Sampai saat ini belum ada itikad baik dari Bupati untuk melaksanakan RPJMD. “Ini sebagai bentuk kekecewaan kami karena sampai saat ini bupati banyak alasan. Garut sampai sekarang masih jadi kabupaten termiskin,” ujarnya. (Yayat R/WP)