wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Mojang Jajaka Ciamis akan ikut membantu mempromosikan serta mendorong “nyerat aksara sunda” untuk menjadi program unggulan Moka Ciamis. Karena mereka pun merasa tergugah dengan adanya kegiatan pembelajaran tentang aksara sunda.
“Saya mewakili rekan Mojang Jajaka (Moka-red) Kabupaten Ciamis, memberikan apresiasi tinggi dengan dilaksanakanya kegiatan belajar aksara sunda. Bagi kami ini kegiatan sangat langka, pribadi pun baru pertama kali belajar “nyerat aksara sunda”. Ini harus menjadi contoh untuk Ciamis,” ungkap Pinilih Mojang Jajak Kabupaten Ciamis 2015, Dena Anugrah (22).
Selain itu, Dena mengatakan kegiatan serupa itu harus ditanggapi serius oleh pemerintah, karena pada hakikatnya aksara sunda merupakan sebuah warisan budaya leluhur sunda. Tak hanya itu, dewasa ini banyak orang sunda tidak mengenal aksara sunda itu sendiri, “sehingga saat ditanya atau membaca aksara sunda, orang sunda tidak bisa. Itu kan lucu dan aneh. Artinya ini perlu digalakan dengan adanya gerakan nyerat aksara sunda,” katanya usai memanam pohon di Kampung Kuta beserta Nonoman Galuh.
Dena menambahkan, kegiatan yang disatukan dengan menanam pohon ini, akan dibawa oleh Mojang Jajaka Kabupaten Ciamis untuk dipromosikan kedaerah lainya. “Saat saya posting foto kegiatan ini, banyak rekan-rekan Moka di daerah lain, seperti Tasikmalaya, Banjar dan Pangandaran ingin mengadakan kegiatan serupa. Ini sudah direspon oleh publik luas perlu digalakan dengan gerakan bersama nyerat aksara sunda, dan masuk pada materi ajar Bahasa Sunda,” terang Dena.
Sementara itu, Budayawan Ciamis, R Ilham Purwa Fauji mengatakan, kegiatan eduaksi yang dilakukan oleh Nonoman Galuh ini merupakan sebagian dari pergerakan masyarakat sunda yang peduli akan budaya leluhur sunda.
“Memang diakui, pemahaman aksara sunda dikalangan generasi muda kini sudah mulai mengkhawatirkan. Ini disebabkan kurangnya sentuhan yang dilakukan bersama untuk melakukan aksi pembelajaran tentang aksara sunda. Harusnya ini menjadi program berkelanjutan pemerintah dalam mengenalkan, memberikan pemahaman dan melestarikan aksara sunda,” terang Ilham.
Sehingga, untuk menjadikan aksara sunda lebih dikenal dan dipahami oleh orang sunda khususnya generasi muda, Ilham menegaskan perlu adanya komitmen bersama dalam melaksanakan gerakan tersebut.
“Apalagi sekarang, disekolah ada pelajaran Mulok, ini jelas harus bisa lebih disuarakan kembali tentang aksara sunda, dengan harapan budaya sunda menjadi raja di Tatar Galuh,” tegasnya.
Acara yang diselenggarakan oleh Nonoman Galuh dan bekerjasama dengan media Warta Priangan ini, diakhiri dengan penanaman pohon serta “ngaliwet” di balai Sawala, Kuta Adat Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. (Syarif/WP)