wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Mulai dari pelaku bom Bali sampai pada dugaan keikutsertaan dalam keanggotaan ISIS (Islamic State Iraq and Syria) dan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), warga Kabupaten Ciamis selalu ada dan hadir menjadi salah satu partisipan. Menurut mantan Dandim 0613 Ciamis, Letnan Kolonel Infanteri Ruddy Jan Pribadi, hal tersebut menandakan bahwa faham radikalisme dan terorisme masih mempengaruhi masyarakat Tatar Galuh ini.
Menurutnya, itu karena masih ada warga Kabupaten Ciamis yang berpendidikan dan berekonomi rendah. “Faktor keingintahuan bisa jadi. Faktor kekurangan wawasan juga bisa jadi. Yang jelas, mereka itu dipengaruhi salah satunya karena tekanan ekonomi,” jelasnya Rabu (10/02) pagi usai melaksanakan serah terima jabatan di Markas Kodim 0613 Ciamis.
Namun lanjutnya, dari segi jumlah pengikut faham radikalisme dan terorisme di Kabupaten Ciamis dinilai kecil jika dibandingkan dengan daerah lain. “Tapi kami (Kabupaten Ciamis) tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan daerah lain,” ujar Letkol Infanteri Ruddy.
Ia juga menjelaskan, upaya untuk merusak persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini akan terus ada sampai kapan pun. Salah satu caranya dengan merusak tatanan ideologi masyarakatnya.
“Ada upaya-upaya yang tidak terlihat dari tangan-tangan tak jelas untuk memperkeruh suasana di Indonesia. Tentunya dengan cara-cara memasukan isme-isme yang tidak sesuai dengan Indonesia,” bebernya.
Maka dari itu, Ia menyarankan kepada RT dan RW untuk menggiatkan wajib lapor 24 jam kepada tamu daerah. Hal tersebut akan mempersempit ruang gerak pembawa faham radikalisme dan terorisme.
“Minimal kita harus giatkan lagi tamu wajib lapor apabila menginap di suatu tempat melebihi 1 x 24 jam. Termasuk mensertakan tanda identitas resmi untuk diserahkan ke pihak RT/RW,” tutur Letkol Infanteri Ruddy.
Masuknya faham radikalisme dan terorisme pun menjadi salah satu agenda penting yang harus segera dinetralisir Dandim 0613 Ciamis yang baru, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf.) Slamet, S.Sos.
Ia akan segera berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama.
“Kita tidak bisa terpisah dari komponen masyarakat. Kodim tidak bisa melaksanakan tugas sendiri. Karena ending dari pembinaan teritorial yang dilaksanakan oleh Kodim itu adalah kesejahteraan masyarakat,” tukas mantan Komandan Raider 323 Banjar itu. (Rizal Nurdiana/WP)
Baca juga: