LSL, kata dia, melanggar agama, sosial, budaya, dan ideologi Pancasila. Undang-undang juga tidak pernah melegalkan kelompok seperti itu karena melanggar fitrah penciptaan Tuhan.
Kang Icep bercerita malapetaka yang terjadi pada zaman Nabi Luth. Menurutnya, kejadian itu diakibatkan oleh perbuatan yang sama dengan yang terjadi hari ini.
“Dulu di zaman Nabi Luth kejadiannya juga sama (banyak LSL). Allah (mengazab) membalikan bumi bagian bawah menjadi di atas, dan tanah yang di atas menjadi di bawah. Jadi jangan coba-coba melanggar fitrah Allah,” katanya.
Ia mengatakan, anak yang terjerumus dalam pergaulan menyimpang harus segera mendapatkan pengobatan supaya kembali normal. Sebab masa depan Tatar Galuh ada di tangan pemuda.
“Masa depan mereka masa depan kita semua. Bentuk mereka dengan pembiasaan-pembiasaan yang normal,” ucap Kang Icep.
“Orang tua pun perlu mendapatkan pendidikan lagi, parenting itu sangat perlu,” tukasnya. (Rizal Nurdiana/WP)