wartapriangan.com, BERITA GARUT. Terungkapnya kasus pencabulan belasan anak kecil di Kecamatan Cigedug, tepatnya di Kampung Cicayur Tonggoh, RT 2/1, Desa Cintanegara, Kecamatan Cigedug, ternyata banyak mengundang keprihatinan berbagai kalangan. Ternyata peran orangtua dalam mendidik anak anaknya sangat penting. Seperti diungkapkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut yang juga isteri dari Bupati Garut Rudy Gunawan, Diah Kurniasari.
Dia langsung datang ke Mapolres Garut ketika mendengar ada sejumlah orang tua korban pencabulan yang sedang melapor ke Polres. Begitu sampai di Polres, Diah langsung menyambangi para orang tua dan korban yang tengah berkumpul di lobi Mapolres.
Istri Bupati Garut itu nampak berkaca setelah melihat belasan anak anak kecil yang masih duduk di bangku SD telah menjadi korban pencabulan. Diah merasa miris dan tak tega membayangkan apa yang telah mereka alami sebelumnya. Diah tak henti hentinya memberikan motivasi baik kepada para orang tua korban maupun terhadap para korban yang saat itu langsung mengerubunginya. Bahkan sesekali istri sang Bupati ini memberikan wejangan kepada anak-anak agar kelak menjadi anak yang shaleh, rajin, dan berbakti kepada orang tua.
Ketika dimintai komentarnya terkait peristiwa yang telah menimpa 15 anak ini, Diah mengaku sangat prihatin. Dia sama sekali tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini, apalagi seluruh korbannya berasal dari satu kampung dan juga melibatkan pelaku yang juga masih di bawah umur.
“Saya sangat prihatin dengan adanya peristiwa ini. Terus terang tadinya saya masih merasa kurang percaya mendengar kabar ini. Namun setelah saya datang langsung ke Polres dan menyaksikan secara langsung para korban, saya benar-benar prihatin dan terenyuh,” komentar Diah yang ditemui di Mapolres Garut.
Diah berjanji, P2TP2A akan memberi pendampingan kepada para korban. Selain itu, P2TP2A juga akan mendatangkan psikolog agar para korban tidak mengalami trauma.”Kami ingin memberi semangat ke anak-anak ini. Semuanya harus kuat karena masa depannya masih panjang. Kasihan sekali mereka kalau sampai trauma karena peristiwa yang telah menimpa mereka,” ujarnya.
Menurut Diah, perilaku menyimpang yang ada pada pelaku pencabulan belasan anak di bawah umur ini tak lepas dari peran orang tuanya. Berdasarkan keterangan yang didengarnya, ternyata orang tua pelaku sudah bercerai dan selama ini pelaku hanya diasuh oleh ibunya. Hal ini mungkin telah menyebabkan pengawasan orang tua kurang terhadap pelaku sehingga lambat laun membentuk perilaku yang tidak baik bagi pelaku.
Diah mengimbau kepada para orang tua untuk berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya. Selama ini tak sedikit dari orang tua yang merasa cukup pengawasan dan pendidikan anak cukup dengan hanya dilakukan pihak sekolah. Padahal peran orang tua jauh lebih besar karena punya waktu yang lebih lama untuk bersama anak-anaknya.
“Tadi saya sempat ngobrol juga dengan anak-anak yang menjadi korban, mereka mengaku sebelumnya tak berani memberitahu apa yang telah dilakukan pelaku karena takut. Mereka diancam pelaku agar tidak melaporkan kepada orang tua atau siapapun sehingga meski kasusnya telah terjadi sejak tahun 2015 tapi baru terungkap sekarang,” jelasnya.
Sementara itu Kapolres Garut, Ajun Komisaris Besar Arif Budiman melalui Kabag Ops Komisaris Wira Sutriana membenarkan adanya 15 korban dugaan pencabulan yang dilakukan pelaku berinisial F (14). Ke 15 korban sendiri semuanya masih berusia di bawah umur dari mulai 6 hingga 12 tahun.
“Benar, kita telah menerima laporan terkait dugaan pencabulan yang menimpa 15 anak di bawah umur oleh tersangka berinial F yang juga masih di bawah umur. Kita tindaklanjuti laporan ini dengan melakukan penyelidikan,” kata Wira.
Para korban, tambah Wira, saat ini tengah menjalani visum di poli anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut. Sedangkan tersangka pelaku hingga saat ini masih dalam pengejaran petugas.
Besok (hari ini-Red), tandas Wira, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara maration terhadap para korban. (Yayat Ruhiyat/WP)
Baca juga: