Menyibak Tabir Sejarah Pembakaran Kampung Naga Tasikmalaya

Suasana Kampung Naga. (foto: republika online)

Menurut cerita Aki Maun, sampai tengah malam, api menyala bagai lautan. Hingga waktu Subuh, api baru mulai padam secara perlahan. Tidak ada suara ayam berkokok saat pagi, burung-burung pun enggan mendekati Kampung Naga yang menjadi tumpukan bara api.

Satu pagi di 1956 menjadi pagi yang haru biru bagi warga Kampung Naga. Bagaimana tidak, rumah mereka terbakar di depan mata. Mereka benar-benar menyaksikan saat api menyala hingga menjadi bara kemudian padam. Selain itu, binatang ternak mereka diambil dan lumbung padi pun hangus tak tersisa.

Setelah pagi pun warga kampung menunggu bara api tersebut benar-benar padam. Barulah kemudian mereka membersihkan sisa-sisa kebakaran. Masyarakat Kampung Naga kembali membangun rumah-rumah mereka dengan bantuan dari berbagai pihak.

Berdasar kesaksian Aki Maun, saat itu pasukan DI/TII tidak menyiksa atau bertindak kasar pada warga Kampung Naga. Mereka hanya menjarah makanan dan peralatan. Hal yang sungguh di luar dugaan Aki Maun, pasukan DI/TII sampai membakar Kampung Naga.

SELANJUTNYA…

berita tasikmalaya
Comments (0)
Add Comment