wartapriangan.com, BERITA GARUT. Panasnya hubungan antara Dinas Pendidikan dan pihak RSUD dr. Slamet Garut nampaknya segera berahir. Hal iitu menyusul adanya pertemuan sejumlah pimpinan Disdik dan pihak RSUD Garut. Mereka membahas hubungan kedua intansi yang memanas pasca adanya soal dalam Try Out (TO) yang menyudutkan pihak RSUD. Namun sayang pertemuan kedua belah pihak itu berlangsung tertutup.
Direktur RSUD dr. Slamet Garut, Maskut Faridz melalui Humas RSUD dr. Slamet Garut, Lingga Saputra membenarkan adanya pertemuan kedua belah pihak antara Disdik dan RSUD. Bahkan Lingga mengatakan, pertemuan sejumlah pejabat Disdik dan RSUD itu telah dilaksanakan. Namun Humas RSUD tidak menjelaskan secara pasti di mana lokasi pertemuan itu.
Lebih jauh Humas RSUD mengatakan, dalam pertemuan tertutup itu membahas masalah isu santer yang terjadi beberapa hari ini. Yakni tentang soal TO dalam mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang menyudutkan pihak RSUD. Dan kedua belah pihak menyepakati islah. Bahkan pihak RSUD sendiri membatalkan rencana somasinya.
Lingga menjelaskan, ada tiga poin yang telah disepakati dari hasil pertemuan itu yakni, Dinas Pendidikan harus meminta maaf kepada RSUD dr. Slamet Garut baik secara lisan maupun tertulis. Kedua, Dinas Pendidikan harus mengklarifikasi tentang pemberitaan, dan ketiga pembuat soal atau orang yang terlibat didalamnya harus diberikan sanksi tegas.
“Kedua belah pihak menyepakati dan secara garis besarnya kedua belah pihak sudah melakukan islah, dan permasalahan pu dianggap selesai,” tegas Humas RSUD Garut.
“Direktur mengharapkan dari kejadian itu diambil hikmahnya saja. Serta dijadikan evaluasi bagi pihak rumah sakit sekaligus introspeksi diri untuk meningkatkan pelayanan yang lebih,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Garut, Asep De Maman menyatakan, pertemuan kedua belah pihak yang berseteru itu sah sah saja dilakukan, Namun dirinya mengingatkan permintaan maaf kedua belah pihak sepertinya tidak cukup atau pun terjadi kesekapatan bersama. Sebab masalah ini masuk wilayah kejahatan atau fitnah.
“Saya juga dengar kabar, katanya mereka sudah islah. Tapi kami selaku komisi di DPRD yang membidangi tak pernah diberitahu. Kapan pertemuannya? Islah siapa dengan siapa? Di sana kan ada lembaga-lembaga professional seperti dokter dan perawat yang tersinggung atas kelalaian pihak Disdik itu. Maka kalaupun ada islah, harus jelas dan terbuka ke publik,” ujarnya.
Pasalnya, lanjut Maman, kalau pun kedua belah pihak sudah sepakat dan terjadi islah. Hingga kini, pihaknya masih melihat di media sosial terjadi perbincangan mengenai adanya anak seorang dokter RSU Garut enggan masuk sekolah akibat terdampak soal PPUS yang menyudutkan RSU sekaligus profesi orang tuanya itu.
Bahkan, Kantor PPNI Garut sempat dilempari orang tak dikenal dengan batu diduga buntut kegaduhan RSU dengan Disdik. Sempat juga berkembang rumor adanya sejumlah pegawai RSU Garut hendak menggeruduk kantor Disdik Garut untuk menyampaikan protes. (Yayat Ruhiyat/WP)