wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Ciamis mengatakan, Indonesia masuk pada urutan enam besar di dunia dalam peredaran narkoba. Bahkan, sepanjang tahun data kasus narkoba di Indonesia naik signifikan. Karena Indonesia merupakan target sasaran peredaran narkoba di dunia.
Ironinya, hampir sekitar 42 orang meninggal dunia dengan rata-rata 1 atau 2 jam sekali orang meninggal karena penyalahgunaan narkoba. Hal ini pun menjadi catatan pelik bagi Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
Selasa (12/04) Kelapa Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat, BNNK Ciamis, Deny Setiawan, S. Sos., MM., mengatakan dalam kegiatan dialog interaktif P4GN di lingkungan organisasi masyarakat dan kelompok pemuda Desa Bangunharja, Kecamatan Cisaga, bahwa kondisi penyebaran peredaran narkoba sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi kini penyebaranya pun tidak lagi berpusat pada daerah perkotaan besar melainkan ke daerah pelosok.
“Berangkat dari kekhawatiran kondisi Indonesia saat ini, kami terus gencar melakukan pemahaman serta pendidikan apa bahaya narkoba bagi kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Potensi penyebaran narkoba di wilayah Kabupaten Ciamis lanjut Deny, berada di berbagai titik daerah terutama yang berpotensi atau daerah rawan peredaran narkoba di Ciamis, ada di wilayah Ciamis Utara.
“Seperti Panjalu, Panumbangan, Panawangan, serta Kawali. Daerah tersebut dikatakan rawan, karena wilayah tersebut merupakan wilayah yang mendekati tempat rehabilitasi narkoba. Kuat dugaan ada black market narkoba di daerah tersebut. Selain itu, para anggota kami pun sering mengungkap kasus narkoba dan kebanyakan berasal dari wilayah Ciamis Utara,” jelasnya.
Lebih lanjut Deny mengungkapkan, keseriusan Pemerintah Republik Indonesia dalam memberantas Narkoba dengan dihancurkanya barang bukti Narkoba barupa ganja, sabu juga jenis lainnya seberat kurang lebih 1 ton, di Cirebon beberapa waktu lalu.
Barang bukti itu kata dia, tidak disimpan di Jakarta atau di kota besar melainkan di daerah pelosok Sukabumi.
“Artinya, kini adanya peredaran gelap narkoba di Indonesia sudah merambah pada daerah pelosok. Ini yang kami lakukan adalah langkah preventif serta efrentif untuk memutuskan mata rantai peredaran narkoba dengan memberikan pemahaman kepada generasi muda,” katanya.
Sementara menurut Ketua Karang Taruna Desa Bangunharja, Agus Rianto menuturkan, dengan diberikan pemahaman serta pengetahuan tentang narkoba sedikitnya genarsi muda sudah seharusnya mengambil sikap bersama.
“Kami pun merasa khawatir dengan kondisi peredaran narkoba saat ini. Kami akan terus mendorong agar upaya nyata antara pemerintah juga masyarakat harus berperan aktif dalam pencegahan peredaran narkoba,” ujarnya.
Selanjutnya pihaknya pun akan berkomitmen untuk melakukan gerakan bersama dalam memerangi narkoba. “Ini sudah menjadi ancaman bersama. Karena akan ada berapa ribu jiwa lagi saudara kita yang akan meninggal akibat penyalahgunaan narkoba,” pungkasnya. (Sarif Hidayat/WP)