wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Perwakilan dari belasan organisasi masyarakat (ormas) yang ada di Ciamis pagi tadi berkumpul di Alun-Alun Ciamis. Mereka menamakan diri ALGERA, Aliansi Gerakan Anti Kekerasan. Aksi perwakilan belasan ormas ini dipicu oleh peristiwa sweeping pelaku nyemen yang dilakukan oleh beberapa orang yang memakai atribut FPI. Dalam aksi sweeping tersebut, lima orang PNS tertangkap di warung nasi, dan di gelandang ke hadapan Bupati di Pendopo Ciamis.
Saat berada di depan Bupati Ciamis inilah, salah seorang yang kemudian dianggap oknum FPI menunjukkan perilaku yang tidak terpuji. Dia membentak-bentak dan mengeluarkan kata-kata yang menurut norma dianggap sebagian pihak tidak pantas.
“Maenya ka Bupati nyebut Deuleu! Jaba uang-aing. Orang seperti ini kami yakin oknum, bukan saja lembaga FPI yang sudah tercoreng oleh perilaku oknum seperti ini, bahkan citra islam pun bisa terbawa rusak,” terang Djohan, salah seorang perwakilan ormas yang tergabung dalam Algera.
Belasan ormas yang perwakilannya terlihat hadir dalam aksi Algera di antaranya Pemuda Pancasila, Gibas, GMBI, FKPPI, FKPM, Badar, GEMPUR, KBPPP, Doervoer, SABUGA, BHISA, dan lain-lain. Selain ormas, aksi tersebut juga dihadiri ratusan perwakilan dari Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia, APDESI Ciamis. Mereka bersikukuh tetap menggelar aksi meski sehari sebelumnya diperoleh informasi, pelaku yang diduga oknum FPI sudah bersilaturahmi ke Pendopo Ciamis, dengan diantar oleh beberapa Kyai Ciamis.
“Bupati itu lembaga pemerintah. Harkat martabat Bupati Ciamis adalah harkat martabat rakyat Ciamis. Tidak boleh ada seorang pun yang seenaknya melecehkan Bupati Ciamis. Kalau punya aspirasi, silahkan sampaikan dengan cara yang baik. Kami hadir di sini sebagai penegasan bahwa kami berada di pihak pemerintah daerah!” tegas salah seorang orator perwakilan dari APDESI.
Secara terpisah, Advokasi Algera yang juga Pembina LSM Gempur, Aef Saepulloh, SH., MH., mengatakan, perilaku seperti yang dilakukan kemarin sangat mungkin memuat unsur pidana. Para pelaku bisa saja diproses secara hukum.
“Aksi ini bukan semata-mata membela Bupati Ciamis secara pribadi. Tapi lebih pada wibawa lembaga pemerintah daerahnya yang harus dijaga bersama,” komentar Yayan, Dewan Penasehat GIBAS Ciamis.
Dalam aksi tersebut, Koordinator Aksi, Epi Wahyudi yang juga merupakan Ketua Distrik GMBI Ciamis menyampaikan beberapa poin pernyataan sikap, antara lain:
- Mengecam keras kepada siapapun yang melakukan tindakan anarkisme/radikal terhadap sesama muslim di bulan romadhon
- Apabila seseorang melanggar aturan terhadap norma dan adat istiadat muslim lebih baik dimusyawarahkan dan diarahkan berdasarkan adat dan budaya islam secara beradab
- Jika ada yang sengaja melakukan atau mengotori bulan suci romadhon dalam hal ini adalah melakukan kemaksiatan yang diharamkan oleh syariat islam seperti, judi, miras, lacur, membunuh, mendzolimi secara terang-terangan lebih baik diserahkan kepada aparat hukum yang berwajib
- Kami gerakan aliansi anti radikal (Algera Ciamis) siap membantu aparatur negara dalam menegakan kehormatan juga kewibawaan pemerintah yang menyangkut tatanan birokrasi supaya lebih tercipta nuansa keharmonisan antara pemerintah dan rakyatnya
- Kami Aliansi Gerakan Anti Radikal – ALGERA Ciamis siap membantu aparatur keamanan negara untuk menciptakan iklim keamanan, ketertiban, kondusifitas warga ciamis secara keseluruhan. (Dena /WP)