wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Untuk mencegah terjadinya hewan kurban berpenyakit atau tidak layak, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis mengecek langsung ke tempat tempat penyembelihan hewan kurban, Senin (12/09). Dalam pengecekan tersebut di antaranya dilakukan pemeriksaan hati, jantung, gigi, limpa, dan paru.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Ikan dan Kesehatan Feteriner Masyarakat Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, drh. Nugraha Wati menjelaskan, pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menegah adanya cacing-cacing yang berada di hati hewan tersebut.
“Dari pihak Dinas Peternakan dan Perikan menurunkan 25 tim ahli pemeriksa yang dibagi menjadi lima kelompok. Satu kelompok teridir dari lima anggota tim ahli, dan tim ini disebar di wilayah-wilayah Kabupaten Ciamis untuk memeriksa kesehatan dan kelayakan daging kurban tersebut,” jelasnya.
Drh Nugraha Wati menambahkan, sudah tiga tempat penyembelihan hewan qurban yang di datangi dan diperiksa di antaranya Polres Ciamis, Kodim Ciamis, dan Tempat Pemotongan Hewan di Cigembor Ciamis.
“Dari tiga tempat yang didatangi belum d temukan penyakit apapun apa lagi sejenis cacing. Semua hewan sehat-sehat dan layak dikonsumsi. Tapi gimana nanti menunggu tim yang mengecek dan memeriksa ke tempat kurban yang lain,” tambahnya.
Sementara itu dari informasi yang berhail dihimpun Warta Priangan, dari hasil pemeriksaan titik lokasi yang diperiksa 26 lokasi. Dengan hasil 80 ekor sapi dan 35 ekor domba.
Dan yang terinfeksi cacing hati sebanyak 16 ekor pada ternak sapi. Dengan rincian kategori berat yang terinfeksi cacing ada empat ekor, di Kertasari 2 ekor, di Ponpes Cijantung satu ekor. Dan di Al-Mukaromah satu ekor.
drh Nugraha Wati mengatakan, cacing hati yang diidap ringan sebanyak 16 ekor sapi masih bisa dikonsumsi. Tetapi untuk yang empat ekor sapi yang terinfeksi berat tidak bisa dikonsumsi. Pihaknya hanya membantu membersihkan bagian hati yang terinfeksi. “Sebagian hatinya masih bisa dimakan,” katanya.
Selain temuan itu, tak ada lagi ditemukan penyakit lainnya. “Lainnya aman saja dan layak untuk dikonsumsi,” kata Drh Nugraha Wati. (Dena A Kurnia/Dede Hermawan/WP)