wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Bencana tanah longsor kembali terjadi pada hari Selasa 09.00 WIB (20/09). Kali ini bencana tersebut terjadi di wilayah Kota Ciamis.
“Sekitar pukul 9 pagi ketika saya sedang memberi makan ikan di kolam yang tak jauh dari rumah, tiba-tiba mendengar suaru gemuruh. Saya merasakan adanya angin besar dan tak lama mendengar suara gemuruh. Lalu setelah dilihat ternyata terdapat banyak bambu yang runtuh ke sungai Cileueur,” terang saksi mata yang juga korban, Erwijaya (55).
Ia pun bergegas pulang untuk melihat kondisi rumahnya yang berdekatan dengan pohon bambu yang jatuh ke sungai. Ternyata rumahnya pun hampir saja terkena longsor, sehingga dia bersama keluarganya memutuskan untuk pindah ke kontrakan karena sudah dirasa tidak aman
“Posisi rumah saya sangat dekat ke sungai Cileueur kurang lebih mencapai 30 meter,“ terangnya.
Warga sekitar pun bergotong royong membantunya untuk memindahkan barang-barang yang ada di dalam rumah untuk dipindah ke kontrakan.
Erwijaya pun menambahkan, beberapa bulan ke belakang pernah terjadi hal yang serupa di halaman depan rumahnya. Tepatnya tiga bulan yang lalu sekitar pukul 01.00 WIB malam ketika hujan deras turun, menyebabkan tanah longsor. Namun dia tetap bertahan di rumahnya yang beralamat di Margayasa RT 1 RW 4 Desa Sindangrasa, Kecamatan Ciamis tersebut dikarenakan kondisi masih memungkinkan.
Berbeda dengan saat ini yang sudah parah. Jika hujan deras turun lagi maka diyakini akan menggerus tanah yang ada di depan halaman rumahnya yang mengakibatkan rumahnya juga dapat ikut terkena longsor. “Dulu juga ada rumah di samping rumah saya terbawa longsor,” tambahnya.
Erwijaya menuturkan, di lingkungan itu tadinya ada kolam, sawah, rumah, pabrik tahu dan bangunan lainnya. Namun karena kondisi tidak memungkinkan mereka pindah. Oleh karena itu agar longsor tidak terjadi lagi warga menunggu bantuan dari pmerintah dan warga siap membantu.
“Ini sudah parah, jika menggunakan boronjong sepertinya tidak akan kuat harus memakai pondasi yang kuat agar tidak mudah terkena longsor,” ungkapnya.
Dia berharap pemerintah dapat membantunya, karena hingga saat ini belum ada juga bantuan padahal sudah diajukan beberapa bulan lalu.
Ketua RW 4, Lili (50) mengaku telah melaporkan hal itu kepada pihak kelurahan, ke kecamatan lalu ke kabupaten. Tanggapannya akan ada bantuan untuk beronjong kawat namun hingga bulan ini bantuan itu tak kunjung datang.
“Masyarakat telah menunggu selama ini dan siap untuk bergotong royong. Tapi ini tidak ada, mau gimana, yang pertama saja belum turun bantuannya sekarang udah terjadi lagi,” tuturnya. (Dena A. Kurnia/WP)