Aksi di Ciamis Ricuh, 7 Mahasiswa dan Satu Polisi Luka

wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Aksi mahasiswa Ciamis yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Ciamis Bersatu (FORMAT) sempat diwarnai kericuhan. Kondisi tak terkendali saat puluhan mahasiswa ini melanjutkan aksinya pasca Salat Jumat.

Aksi mahasiswa yang tergabung dalam FORMAT di depan Pendopo Ciamis. (foto: dede hermawan/wp)

Menurut Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciamis, Eep Saepul Muharom, ia tidak mengetahui persis kronologis kejadian. “Saat kejadian ricuh saya tidak ada di lokasi karena sedang berada di ruang lobi, di ruang Sekpri Bupati untuk memastikan kehadiran bupati. Pas saya turun mahasiswa sudah berada di luar Pendopo, saya tahunya kejadian itu sudah terjadi dan ada korban yang luka,” terang Eep saat dihubung Warta Priangan, Sabtu (10/12).

Eep hanya menerangkan jika terdapat tujuh kadernya mengalami luka, satu di antaranya luka parah. “Memang benar kader kami ada yang luka. Kalau luka kena pukul kira-kira 7 orang. Yang parah satu orang atas nama Adi Rifki. Dia sempat dibawa ke RSUD Ciamis. Samping hidungnya bengkak dan luka memar-memar di seluruh tubuh. Namun saat kami akan melakukan visum, ditolak oleh RSUD Ciamis karena harus ada surat dari kepolisian”.

Adi Rifki, kader HMI Ciamis yang luka akibat kericuhan dalam aksi di depan Pendopo Ciamis. (foto: dede hermawan/wp)

“Korban sekarang sudah pulang, lagi dipijat ke pengobatan alternatif karena seluruh badannya pegal-pegal,” lanjutnya.

Eep juga menjelaskan, menurut pengakuan korban padanya, saat kondisi sudah ricuh ada dua polisi yang menariknya dari belakang. Kemudian ia dipukuli.

Saat dikonfirmasi terkait sikap yang diambil atas kericuhan yang terjadi dalam aksi yang digelar untuk memperingati Hari Anti Korupsi se-Dunia ini, ia menerangkan masih akan dibahas dengan perwakilan organisasi mahasiswa yang lain. “Belum tahu mau buat laporan polisi atau gimana. Karena kemarin kan aksinya gabungan mahasiswa, FORMAT. Jadi kita sudah sepakat sikap yang kita akan ambil juga atas nama FORMAT. Tapi belum ada kumpulan lagi, jadi belum tahu langkah yang akan diambilnya seperti apa”.

foto: dede hermawan/wp

Sementara itu, menurut Paur Humas Polres Ciamis, IPDA Iis Ida Yeni, kericuhan berawal saat mahasiswa menunggu Bupati Ciamis datang menemui mereka. “Sudah kami beritahukan jika pak bupati ada kegiatan di Panumbangan sampai sore. Mungkin karena sudah tidak sabar sehingga mereka memblokir jalan yang di depan pemda itu. Padahal sudah kita ingatkan jangan memblokir jalan secara keseluruhan karena mengganggu ketertiban,” jelasnya.

“Kemudian ada dari mahasiswa juga yang membakar ban. Polisi bertindak mengamankan ban yang akan dibakar itu, mahasiswa sudah ngasih minyak tanah ke ban yang akan dibakar itu untuk disulut,” lajutnya

Ipda Iis pun menerangkan, waktu itu ban sudah diambil oleh anggota udah diamankan. “Ternyata itu minyak tanah tidak ke ban tapi ke aspal, ban sudah disulut. Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan kita coba amankan. Nah di sanalah terjadi cekcok, ricuh,” paparnya.

Dari pihak kepolisian pun, tegas paur humas, ada anggota yang jadi korban. “Kena luka pukul tapi memang tidak terlalu parah”.

“Pak Kabag Ops, Kompol Teddy Wijaya juga kena pukul. Karena saat situasi kisruh dia turun untuk melerai,” tegasnya.

Terkait tudingan aparat terlalu represif menangani mereka, Iis menegaskan polisi hanya menjalankan tugasnya. “Kewajiban kepolisian untuk mengamankan supaya tidak terjadi kericuhan. Itu awalnya unjuk rasa damai. Tetapi kenapa jadi ada arogansi dari mahasiswa sendiri. Seperti pemblokiran jalan itu kan menganggu, pihak kami hanya mengamankan supaya tidak terjadi pemblokiran. Terus kemudian ada aksi untuk membakar ban, itu kan menganggu keamanan,” pungkasnya. (Senny Apriani/WP)

berita ciamisciamis
Comments (0)
Add Comment