Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mempersilakan pihak sekolah yang merasa mampu melaksanakan UNBK untuk menerapkannya di sekolah masing-masing. Mengingat hal itu reporter Warta Priangan, Dena Adeng Kurnia menemui Drs. H. Toto Marwoto, Rabu (14/12) siang, disela kesibukanya sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Kabupaten Ciamis.
Menurut Drs. H. Toto Marwoto, Ujian itu adalah salah satu bentuk parameter untuk mengetahui kemampuan kopetensi anak-anak, sehingga penyerapan kurikulum dan anak-anak itu berwawasan secara nasional dan berkompetitif secara global.
Lajutnya, sampai sekarang ada 20 SMP dan 12 SMA yang siap melaksanakan UNBK di tahun yang akan datang. “Pelaksanaan UNBK sebenarnya berawal dari niat pribadi pelaksana pendidikan yang ingin merubah tatanan kejujuran pelaksanaan ujian. Dunia pendidikan sangat sensitif dengan satu perubahan saja. Karena rangkaian sistem yang ada di dalamnya sangat panjang dan banyak, bahkan melibatkan anak sebagai pemanfaat pendidikan,” jelas Toto.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis menyampaikan, apabila moratorium UNBK dilakukan, maka akan diganti konsepnya menjadi Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK). “Namun, hal ini pun rupanya belum jelas, karena Keputusan Presiden (Kepres) maupun Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak Juknis) pelaksanaannya belum ada. Dilihat dari verifikasi dan validasi data Kabupaten Ciamis sangat siap, ” jelasnya. (Dena A Kurnia/WP)