Ciamis Mulai “Memanas”, Ini Komentar Ketua Golkar Jawa Barat

www.wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda). Rapat kerja yang diikuti oleh perwakilan pengurus Partai Golkar kabupaten/kota se-Jawa Barat ini dilaksanakan di Desa Jayagiri, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Selasa (20/12).

Ketua DPD Partai Golkar jawa Barat, Dedi Mulyadi saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rakerda I DPD Golkar Jabar di Desa Jayagiri, Panumbangan, Ciamis. (foto: ane wowling/wp)

Agenda utama yang dibahas dalam raker tersebut adalah persiapan Golkar menjelang Pilkada serentak tahun 2017.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi dalam sambutannya menginstruksikan agar pengurus daerah di tingkat kabupaten dan kota masif terjun ke masyarakat. Ia mengharapkan agar keberadaan Partai Golkar benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Salah satu isu yang dibahas Dedi dalam sambutannya ialah terkait mulai bermunculan nama-nama calon yang akan maju di Pilkada Ciamis 2018 mendatang. Bupati Purwakarta itu menegaskan jika hasil survei yang akan menentukan sikap akhir Partai Golkar.

“Saya ngomong objektif, ini survei yang paling mahal di Indonesia, harganya lebih tinggi di banding survei yang lain. Ciamis sudah mengadakan survei dan hasilnya, popularitas Iing Syam Arifin 93,7%. Dari sisi teori pemenangan, gak ada yang bisa mengalahkannya. Dan ini yang disebut dengan fenomenal. Kalau surveinya 50% mungkin bisa dikalahkan, tetapi kalau elektabilitasnya 84,7% itu berat, apalagi bupatinya semakin intensif untuk melakukan konsolidasi,” papar Dedi Mulyadi.

Namun ia mengatakan jika yang harus di pikirkan oleh Golkar adalah siapa calon wakil bupatinya. “Bukan membangun rivalitas yang membuat orang lain masuk dalam konflik kita, yang harus diatur oleh kita adalah memikirkan siapa yang menjadi wakil bupatinya, yang wakil bupatinya harus kader Golkar. Pak bupatinya sudah dua periode, maka wakil bupati yang kader Golkar kita persiapkan menjadi bupati untuk delapan tahun ke depan,” ungkapnya.

Dedi mengingatkan bahwa presfektifnya adalah berpikir politik bukan jangka pendek, tapi berpikir politik adalah jangka panjang. (Ane Wowiling/WP).

berita ciamisciamisdedi mulyadi
Comments (0)
Add Comment