wartapriangan.com. BERITA GARUT. Walaupun harga cabai keriting sekarang ini di atas Rp 100 ribu/kg nya, namun nampaknya kenaikan tersebut tidak dirasakan penuh oleh para petani. Hal itu, selain faktor cuaca juga banyaknya kendala di lapangan, terutama pencuri. Untuk itu para petani cabai terpaksa ekstra hati-hati, termasuk dalam pemberian pupuk pestisida serta memperketat keamanan.
Muhidin, salah seorang petani Cabai asal Kecamatan Tarogong Kaler mengatakan, meski harga cabai naik melambung, namum tak berdampak bagi para petani itu sendiri.
“Memang benar, saat ini harga cabai naik hingga tiga kali lipat. Namun keuntungannya tidak begitu dirasakan para petani,” ungkapnya.
Menurut dia, guna mendapatkan hasil yang maksimal dan keuntungan besar, pihaknya saban hari lebih mengintensifkan pemantauan dan penjagaan lahan pertanian. Termasuk, dalam pemberian pupuk sesuai aturan.
”Meski harga di pasar mencapai Rp. 90 ribu per kg, tapi keuntungan buat kami berkisar antara 1-2 kali lipat karena faktor cuaca,” sebut Muhidin.
Hal serupa disampaikan Susi, petani asal Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler. Menurut Susi, karena faktor cuaca yang tidak bersahabat berdampak pada hasil panen yg tidak maksimal.
“Kami menjual hasil panen antara Rp20-30 ribu per kg kepada Bandar,” beber Susi.
Sementara Kepala UPTD Pasar Ciawitali, Kabupaten Garut, Ahmad Wahyudin mengatakan, tingginya harga cabai di pasaran dikarenakan pasokan dari para petani sulit. “Penyebabnya, faktor cuaca, sehingga kenaikan harga cabai jenis inul lebih dominan,” terang Wahyudin.
Pihaknya secara intensif setiap hari memantau kenaikan harga-harga komoditi pertanian lainnya. Namun yang paling signifikan kenaikan harga terjadi pada jenis cabai Inul. (Yayat Ruhiyat/WP)