Heboh! Ternyata Tongkat Komando Bung Karno Ada di Pangandaran?

wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Kemanapun Bung Karno pergi selalu ditemani tongkat komando. Tongkat ini dikabarkan memiliki kekuatan mistis dan dipercaya ada hubungannya dengan besarnya pengaruh Bung Karno saat menjabat sebagai Presiden RI.

Dari sudut pandang mistis tongkat ini memang bukan tongkat biasa. Tongkat tersebut terbuat dari kayu Pucang Kalak, sebuah kayu Pucang yang tumbuh dari daerah Kalak, Pacitan Utara.

Dini Octaviany menunjukan tongkat komando Ir. Soekarno. (foto: iwan mulyadi/wp)

Kayu ini dikenal sebagai kayu keramat dan dipercaya sebagian orang memiliki kekuatan gaib. Bahkan tongkat komando Bung Karno ini disebut-sebut sebagai penyelamat dari insiden penembakan Idul Adha di tahun 1962.

Namun siapa sangka kalau tongkat komando yang dikabarkan sakral dan mengandung unsur mistis tersebut ternyata diduga berada di salah satu cucu ajudannya, yang kini tinggal dan menetap di Pangandaran.

Muhamad Sunaryo atau Rd. Misdjan Soenarjo. (foto: iwan mulyadi/wp)

Kepada Warta Priangan, Dini Octaviany (34) warga Dusun Sukadana RT 22 RW 09, Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, menuturkan, dirinya menyimpan tongkat komando Bapak Proklamator RI sebagai warisan dari orang tuanya yang bernama Muhamad Sunaryo atau Rd. Misdjan Soenarjo yang telah meninggal pada 10 Agustus 2009 dalam usia 83 tahun.

“Saya mendapat amanah dari Ibu bernama Siti Masitoh dan berpesan untuk memelihara tongkat komando yang dulu dalam rawatan suaminya (Ayah Octaviany-red) yang dia dapatkan saat bekerja sebagai ajudan Presiden Ir. Soekarno yang pertama,” jelasnya, Rabu (25/01) siang.

Octaviany juga menjelaskan semasa hidup, ayahnya pernah bercerita jika dirinyalah yang berada di samping kanan Presiden Ir. Soekarno saat membacakan Proklamasi pada Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Dini Octaviany mengaku lahir di Cianjur 19 Agustus 1983 atau 34 tahun silam, kemudian pindah ke Tasikmalaya, lalu ke Banjarsari mengikuti ayahnya yang bekerja sebagai TNI dan saat ini dirinya menetap di Dusun Sukadana RT 22 RW 09, Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, dan bekerja sebagai bidan.

Dirinyapun mengaku tidak tahu kegunaan tongkat komando yang saat ini disimpannya sebagai satu amanah dari ayahnya untuk dijaga
dengan baik.

”Menurut cerita yang beredar, sebenarnya tongkat komando Bung Karno tidak hanya 1 tapi 3 macam. Bentuknya relatif sama, namun setiap tongkat mempunyai fungsi masing-masing,” tutur Dini.

“Ada tongkat yang hanya beliau pakai saat kunjungan kenegaraan, ada pula yang khusus dibawa saat beliau berpidato dan ada pula yang dipakai untuk kegiatan sehari-hari,” katanya.

Menurut beberapa orang kepercayaan beliau, tongkat komando Bung Karno itu bukanlah sembarang tongkat. Konon, tongkat komando Bung Karno sangat ampuh, dan kesaktian ini terbukti ketika Bung Karno pernah ditembak namun meleset dalam jarak dekat saat salat Idul Adha.

Dalam persidangan, pelakunya mengaku kalau saat itu Bung Karno membelah menjadi 5, hal inilah yang membuat bingung si penembak.

“Saya tidak ada motivasi apapun menceritakan ini, namun siapa tahu tongkat ini asli dan dapat menjadi aset sejarah yang berguna bagi bangsa,” ujarnya.
(Iwan Mulyadi/WP)

berita pangandaranpangandaran
Comments (0)
Add Comment