wartapriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Warga Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, memiliki tradisi unik dalam bidang ketahanan pangan untuk warganya. Pasalnya, hingga kini mereka masih mengunakan tradisi perelek atau mengumpulkan beras dari setiap warga untuk membantu warganya yang miskin dan sebagian diuangkan untuk pembangunan infrastruktur kampung.
Perelek adalah cara warga mengumpulkan uang atau beras dengan cara menyimpannya dalam sebuah tempat atau wadah yang telah disediakan petugas di setiap pintu depan rumah warga.
Tradisi perelek di Desa Bugel ini sudah berjalan sejak lama. Warga mengumpulkan beras ke dalam wadah yang terbuat dari bambu.
Setiap seminggu sekali, dua wanita yang bertugas mengambil beras mendatangi setiap rumah warga, yang nantinya dikumpulkan di kantor desa. Karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan mereka, cara sosial ini disambut warga dengan ikhlas.
“Perhari setiap warga mengumpulkan satu sendok beras ke tempat pereleknya. Satu minggu rata-rata satu gelas beras tiap keluarga, kalau dijual menghasilkan Rp 50.000 dari tiap RT, uang tersebut dikumpulkan di kas RT,” ujar Kepala Dusun Bugel, Agus Darmawan saat memberikan keterangan kepada wartawan Warta Priangan, Jumat (03/2).
Kepala Desa Bugel, Ruhimat mengatakan, kegiatan ini gunanya untuk membantu warga yang kekurangan, apabila ada yag memerlukan bisa sumbangkan.
Tradisi perelek ini memang menguntungkan. Hasil penjualan beras yang dikumpulkan di setiap RT, nominalnya cukup besar. Rata-rata kas perelek di setiap RT ini sudah mencapai
puluhan juta rupiah. (Andri/WP)