wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBP3A) Kabupaten Pangandaran beberapa waktu lalu, melaksanakan kegiatan pembentukan kampung KB di wilayah Dusun Cempaka, Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak. Sebelumnya kegiatan yang sama dilakukan di Dusun Cisalak Timur, Desa Bunisari, Kecamatan Cigugur.
Kabid Pengendalian Penduduk Dinas KBP3A, Noor Djaman mengatakan, Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana, pembanguan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis.
Noor Djaman menambahkan, Kampung KB dibentuk sebagai salah satu upaya penguatan program KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam memberdayakan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan total program KB. “Terutama dalam menekan angka kelahiran, sehingga dapat mewujudkan keluarga yang berkualitas,” katanya.
Pembentukan Kampung KB tambahnya, harus memenuhi kriteria utama yaitu wilayah yang memiliki jumlah Pra KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata tingkat desa/kelurahan dimana kampung tersebut berada dan jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian tingkat desa/kelurahan dimana kampung tersebut berlokasi.
“Program Kampung KB merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo agar manfaat program Keluarga Berencana yang belakangan samar terdengar, dapat lebih dirasakan secara langsung oleh masyarakat,” jelas Noor Djaman.
Tentu saja Kepala Desa Kertamukti, Asep Purnama menyambut gembira saat di wilayahnya dibentuk Kampung KB. Pasalnya masih banyak warganya yang tertinggal.
“Kami sangat gembira di desa Kertamukti akan dibentuk kampung KB, tepatnya di Dusun Cempaka karena sebenarnya masyarakat kami masih jauh dari kata sejahtera. Dari jumlah penduduk sekitar 5600 jiwa, cuma ada 1600-an rumah penduduk, jadi ini tidak seimbang,” jelasnya.
Asep juga menambahkan, kampung KB di desanya akan menitik beratkan pada tiga program. Pertama, Pengendalian penduduk, dimana program ini untuk menekan angka kelahiran di desa kami.
Kedua, masalah program pendidikan, menurutnya, saat ini jumlah penduduk produktif tidak sebanding dengan sekolah yang ada di wilayahnya, terutama sekolah menengah atas.
Hal ini menyebabkan warganya banyak yang tidak melanjutkan sekolah setelah tamat SMP, ada yang melakukan pernikahan dini, ada yang bekerja jadi TKW, menyadap nira kelapa yang semuanya sangat erat kaitannya dengan masalah ekonomi.
Ketiga, lanjutnya, program kesehatan, karena masyarakat masih banyak yang belum punya fasilitas sanitasi yang memadaidan bisa menimbulkan berbagai penyakit.
Asep juga mengaku senang, di tahun 2018 nanti, Desanya akan mengikuti program Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), dengan pengadaan sanitasi berbasis lingkungan keluarga miskin untuk 100 rumah.
Sementara itu Kadis KBP3A kabupaten Pangandaran Tavian Soekantoro, S.E diruang kerjanya mengatakan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat untuk mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Artinya kuantitas dikendalikan, kualitas ditingkatkan.
“Kampung KB nantinya akan memfasilitasi pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi KKBPK kepada masyarakat, fasilitas bagi balita, keluarga tidak mampu, remaja, lansia, dan meningkatkan pengetahuan bagi remaja untuk menghindari pernikahan dini, seks bebas juga kekerasan seksual pada anak”, pungkasnya. (Iwan Mulyadi/WP)