Hasil Pertanian di Pangandaran Belum Mampu Dongkrak Perekonomian

wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Hasil pertanian di Kabupaten Pangandaran belum mampu menaikan tarap kehidupan perekonomian masyarakat. Pasalnya, hingga saat ini belum terbentuk zonasi sentra komoditi disetiap daerah.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pangandaran Warino mengatakan, hasil pertanian masyarakat selama ini hanya dinikimati oleh tengkulak, sehingga petani sebagai pelaku hanya mampu melakukan produksi dan berujung pada kerugian.

“Harusnya pemeririntah daerah sudah mulai melakukan inovasi dengan cara melakukan pemetaan zonasi sentra komoditi,” kata Warino.

Masih dikatakan Warino, zonasi sentra komoditi tersebut sebagai salah satu upaya agar setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dari hasil pertanian, selain itu pemerintah juga mudah dalam melakukan program untuk petani.

“Sampai saat ini pemerintah membuat program untuk petani tidak terarah dan lebih terkesan hanya pelaksanaan kegiatan tanpa kejelasan output nya,” tambah Warino.

Warino menjelaskan, jika zonasi sentra komoditi sudah terpetakan, maka petani tidak hanya saja menjadi pelaku produksi, tetapi dari penanaman, pengolahan hingga pemasaran akan terpetakan secara cepat dan lebih dirasakan oleh masyarakat.

“Dengan terbentuknya zonasi sentra komoditi tersebut juga akan tercipta petani agrobisnis dan secara ekonomi bisa menaikan perekonomian masyarakat,” paparnya.

foto: iwan mulyadi/wp

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Agus Satriadi mengatakan, Luas areal sawah se Kabupaten Pangandaran 16.426 hektare. Berdasarkan data dari BPS, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi di Kabupaten Pangandaran salah satunya dari hasil pertanian.

“Namun dari luas tersebut terbagi menjadi 3 musim tanam diantaranya satu tahun satu kali, dua kali dalam satu tahun dan tiga kali dalam satu tahun,” kata Agus.

Ada pun rincian luas areal pesawahan setiap Keecamatan diantaranya Kecamatan Cimerak 1.369 hektare, Kecamatan Cijulang 1.404 hektare, Kecamatan Cigugur 874 hektare, Kecamatan Langkaplancar 2269 hektare, Kecamatan Parigi 2.095 hektare, Kecamatan Sidamulih 1.025 hektare, Kecamatan Pangandaran 1.041 hektare, Kecamatan Kalipucang 919 hektare Kecamatan Padaherang 3.670 hektare dan Kecamatan Mangunjaya 1.761 hektare.

“Sementara potensi yang saat ini tersedia diantaranya dari tanaman biofarmaka seperti kapolaga dan jahe. Jenis sayuran diantaranya cabai besar dan jenis buah-buahan diantaranya durian, manggis dan pisang,” kata Agus.

Untuk potensi pengembangan kapolaga pada tahun 2016 dari 1.979.156 kilo gram berhasil dipanen 6.595.733 kilo gram dengan produksi rata-rata 0,30 per kilo gram. Sedangkan untuk jahe dari produksi 1.921.878 kilo gram berhasil dipanen 986.926 kilo gram dengan rata-rata 1,95 per kilo gram.

Sementara potensi cabai besar dari 166 kuwintal berhasil dipanen 17 hektare dengan rata-rata 9,76 kwintal per hektare. Sedangkan untuk buah durian dari produksi 39.760 kwintal jumlah tanam menghasilkan 28.482 dengan rata-rata 1,40 kwintal per pohon.

Sedangkan untuk potensi manggis dari produksi 9.147 kwintal menghasilkan 11.348 dengan rata-rata 0,81 kwintal per pohon dan potensi pisang dari 66.807 kwintal berhasil panen 466.141 dengan rata-rata 0,14 kwintal per pohon.

“Hingga saat ini kami masih terus melakukan pendataan potensi agar hasil pertanian bisa dikembangkan secara maksimal,” pungkas Agus. (Iwan Mulyadi/WP)

berita pangandaranpangandaran
Comments (0)
Add Comment