wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Kanker di Indonesia rupanya telah menjadi penyumbang kematian terbesar, setelah Jantung. Tingkat kematian yang tinggi menjadi momok yang menghantui banyak orang. Penyakit kanker, kini makin sering terdengar beritanya, terutama setelah beberapa tokoh dan selebriti ternyata juga terserang.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kabupaten Pangandaran Hj. Ida Nurlaela Wiradinata, bercerita seorang warga Pangandaran penderita kanker stadium 4, berjuang menghadapi penyakitnya bertahun-tahun. Sel kanker yang sudah menyebar hingga ke tulang dan organ-organ tubuhnya, membuat kesempatan untuk bisa sembuh menjadi sangat kecil.
Namun, lanjut Ida, ia tak pernah patah semangat. Dengan prinsip hidupnya, “Yakin, Iman dan Ikhlas” ia menjalani kondisi ini hari demi hari dengan penuh semangat dan optimisme hingga ajal menjemput beberapa waktu lalu.
Dirinya mengaku bahagia memimpin organisasi Yayasan Kanker Indonesia, meski dirinya selalu menerima deraian air mata pasien dan keluarganya.
Kesehariannya lebih banyak melihat dan mendengar keluh kesah dan duka nestapa orang yang hidup menderita seperti ini. Mereka terkadang larut dalam kesedihan dan menangis bersama.
“Saya bangga kang, bisa dijadikan curhatan orang-orang kecil. Terkadang pasien yang ketemu atau ditengok saya mau pingsan. Mereka tak percaya bahwa yang datang isteri bupati. Apa nggak malu saya kan bau dan panyakitan?”ujar Ida yang juga Isteri Bupati Pangandaran ini, kepada Warta Priangan, Sabtu (22/4) di rumah pribadinya.
Warga yang dikunjungi, ada yang menderita kanker kulit muka atau payudaranya. Kondisinya bernanah dan sudah membusuk hingga akhirnya meninggal karena sudah stadium 4.
“Orang-orang seperti inilah yang membuat saya sadar diri, bahwa hidup hanya sebuah amalan yang kita tabung untuk kehidupan yang kekal nanti,”tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dirinya juga bercerita, pemerintah Kabupaten Pangandaran sebenarnya sudah sangat membantu dengan memberikan anggaran Rp.200 juta untuk kegiatan YKI Pangandaran.
Hanya saja, uang yang diberikan tidak bisa di GU, karena harus berbentuk kegiatan. Sementara pihaknya masih perlu dana untuk untuk diberikan tunai sebagai suport kepada pasien penderita kanker.
“Makanya kita buka website untuk mengumpulkan donasi. Namun belum ada yang masuk hingga sekarang. Hanya ada saat awal waktu mengadakan seminar dengan Mbak Puti Guntur Soekarnoputri, alhamdulillah diberi dana Rp.10 juta cash,”katanya.
Meskipun demikian dirinya mengaku puas, meski keadaannya seperti ini YKI Pangandaran tetap eksis, meski kadang mengandalkan uang patungan dari para anggotanya. (Iwan Mulyadi/WP)