wartapriangan.com, BERITA GARUT. Pipa rokok buatan Mang Edi (50), warga Kampung Jung Sare, Desa Cinta Damai, Kecamatan Sukaresmi mampu menembus pasara luar Pulau Jawa. Bahkan pipa buatanya itu menjadi favorit para penggemarnya.
Dari kepiawaian tanganya, Mang Edi mampu menyulap kayu Suwagi, Lokat dan tanduk Domba dibuat kerajinan pipa rokok dan cangklong. Mang Edi mengaku, kepiawaianya di bidang pengrajin pipa rokok dan cangklong merupakan warisan atau turunan dari orang tuanya. Mang Edi bergelut dibidang kerajinan tersebut sudah 15 tahun.
Dirinya mengaku bangga ketika banyak orang dari luar Garut datang berkunjung ke rumahnya untuk membeli dan melihat hasil kreatifitasnya. Banyak tamu yang berkunjung ke rumahnya berasal dari luar Pulau Jawa. Mereka datang untuk membeli serta melihat langsung proses pembuatan pipa rokok atau cangklong.
Menurutnya, banyak warga di sekitarnya yang ingin belajar cara membuat cangklong kepadanya. Namun menurut Mang Edi, proses pembuatan cangklong, selain membutuhkan keterampilan khusus, juga membutuhkan keuletan, kesabaran, ketelitian juga kedisiplinan. Bahkan dijelaskan Mang Edi, pengrajin harus memiliki mental yang kuat.
Sosok lelaki pemalu ini mengungkapkan, dia kadang menjual barang setengah jadi. Namun kebanyakan Mang Edi menjual pipa yang sudah siap pakai. “Menjual barang yang sudah siap pakai memiliki kepuasan yang lebih,” ungkapnya.
Poses pembuatan awal, kayu dipotong-potong, kemudian dibalok. “Kalau sudah membentuk, kayu dilubangi atau istilahnya dipupurus. Selanjutnya dibuat sambungan. Sambungan itu biasanya menggunakan bahan dari tanduk, namun sekarang mencari bahan baku tanduk cukup sulit, ya terpaksa menggunakan lagi kayu,” tambahnya.
Untuk pengerjaan satu buah cangklong, ayah delapan anak ini membutuhkan waktu dua hari. Barang yang sudah jadi biasanya langsung dikirim ke pemesan, atau kalau tidak ada pesanan dia sendiri yang menjualnya. Biasanya para pemesan cangklong datang dari berbagai kota di Jawa Barat, bahkan dari luar Pulau Jawa pun banyak.
Dalam satu minggu, Mang Edi bisa membeli 50 tanduk domba ke jagal yang ada di Pasar Bayongbong. Kebanyakan tulang yang diperoleh memiliki ketebalan yang tipis dengan ukuran sekitar 40 cm. Di mana satu buah tulang bisa digunakan untuk membuat kerajinan pipa rokok atau cangklong.
Setiap minggunya dia bisa memproduksi 20 buah Cangklong dan Pipa, itu pun dibantu keluarganya. Sedangkan harga satuannya variatif, mulai Rp 15 ribu hingga Rp 80 ribu. (Yayat Ruhiyat/WP)
ada no hp yg bisa di hubungi ?