wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menjelaskan, saat pilkada dan dirinya mencalonkan diri sebagai bupati, salah satu konsep yang dia usung adalah menjadikan Pangandaran sebagai Kabupaten pariwisata yang mendunia.
“Maka ketika terpilih, saya harus membuktikan janji saya. Bukan hanya itu karena saya sadari betul sektor pariwisata adalah sektor yang tidak akan ada habisnya dieksplorasi,”kata Jeje, Rabu (12/7) siang tadi.
Dalam berbuat sesuatu dirinya berprinsip harus total dan tidak tanggung-tanggung. Begitu juga dalam mewujudkan Pangandaran sebagai Kabupaten pariwisata yang mendunia juga harus serius dan totalitas, hingga layak disebut tempat wisata yang berkelas dunia.
Maka Pemerintah Kabupaten Pangandaran pada tahun ini melakukan pembangunan besar-besar untuk mempercantik kawasan andalan wisata di Pangandaran sebagai beranda atau muka Kabupaten Pangandaran.
“Sehingga saat wisatawan datang mereka melihat bahwa kita serius dalam mewujudkan Pangandaran sebagai kabupaten Pariwisata yang mendunia,”ujar Jeje.
Langkah pertama Pemerintah Kabupaten Pangandaran saat ini sedang membangun ribuan kios untuk merelokasi pedagang yang lokasinya tidak jauh dari pantai.
Direncanakan pada 20 Desember 2017 mendatang, mereka sudah selesai direlokasi dan menempati kios di empat lokasi.
Di Bundaran Pangandaran juga sedang dibangun Ruang terbuka hijau (RTH) begitu pula di seberang Pasar Pananjung, di Kecamatan Pangandaran.
Sementara di eks Lapang Merdeka juga sedang dibangun alun-alun. Sesuai namanya maka disana di bangun tugu Proklamasi dengan patung Soekarno – Hatta dan naskah proklamasinya. Nantinya akan dijadikan tempat upacara, area joging trek dan taman umum.
“Perlu saya sampaikan kita juga sudah memikirkan pengganti Lapang Merdeka yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan sepak bola. Kita akan membangun stadion yang representatif disekitar lapang sepakbola Wonoharjo termasuk penyedian pasilitas umum, mck dan tempat parkir yang memadai. Pembangunannya akan dimulai pada tahun 2018 mendatang,”kata Jeje.
Bupati juga menyampaikan, perlu diketahui oleh masyarakat, untuk meneruskan kebijakan penjabat bupati, pemkab Pangandaran sudah menetapkan kantor bupati akan tetap di depan alun-alun Parigi.
Maka sudah sewajarnya membangun Alun-alun lama agar lebih cantik dan mencerminkan sebuah Kabupaten yang konsen dengan sektor pariwisata.
“Untuk penggantinya sedang kita carikan lokasinya dan anggarannya kita siapkan. Jadi jangan anggap pemkab abai pada bidang olahraga sepakbola,”tegas Jeje.
Sementara itu pemkab juga sangat mendukung partisipasi masyarakat dalam pembangunan beberapa destinasi wisata di berbagai wilayah. Ini bagus untuk wisatawan yang datang ke Kabupaten Pangandaran, karena akan banyak pilihan objek wisata ditawarkan.
Pasalnya hal ini akan menjadikan wisatawan menambah waktu kunjungannya dan tentunya makin banyak uang yang dibelanjakan wisatawan disektor wisata.
Sementara itu, terkait penghancuran patung ikan karya perupa nasional I Nyoman Nuarta di Kab. Pangandaran beberapa waktu lalu, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengaku menyesal dan minta maaf pada semua pihak.
Jeje menyampaikan, saat ini tengah mencoba berkomunikasi dengan pembuat patung, dan berencana menemuinya ke Bandung untuk meminta maaf.
Meskipun demikian dirinya mengaku tidak terlalu terpengaruh dengan berbagai hujatan dan bully dari berbagai kalangan terkait permasalahan patung tersebut.
Jeje menilai hal itu wajar saja, mereka menghujat, karena tidak tahu kronologis awal hingga patung tersebut dirobohkan.
Jeje menjelaskan, dalam kasus ini, terjadi miskomunikasi yang mengakibatkan semua pihak dirugikan. Menurut dia, tugu tersebut dibangun oleh pihak ketiga dalam hal ini PT Djarum Kudus, 30-an tahun lalu dan untuk waktu lama berada di bawah perawatan pihak ketiga.
Jeje menyesalkan, pihak ketiga tersebut tidak menyebutkan riwayat atau nama pembuat patung tersebut. Padahal, menurut dia, rencana penataan kawasan, termasuk penggantian patung, sudah disampaikan kepada publik jauh-jauh hari.
Menurut Jeje, proses perencanaan dan sosialisasi sudah disampaikan setahun lalu. Dalam sosialisasi tersebut disampaikan rencana penataan kawasan ‘muka’ Pangandaran termasuk mengganti patung tersebut kepada banyak pihak. Selama itu, kata dia, tidak ada pihak yang keberatan.
“Padahal kita ada komuniksi dengan pihak sponsor tersebut, mereka menawarkan untuk memperpanjang, tapi kita tolak karena kompensasinya tidak sebanding dan tidak menguntungkan. Kami memohon maaf, karena pihak ketiga tersebut tidak memberi tahu,”kata Jeje.
Selanjutnya, sebagai bentuk tanggung jawab moral yang bisa dilakukan, pihak Pemkab Pangandaran telah mengumpulkan serpihan patung ikan yang tersisa dan mengamankannya. Selain itu dalam waktu dekat dirinya akan menemui pembuat patung di Bandung, untuk minta maaf. (Iwan Mulyadi/WP)