Sejumlah Orang Tua di Tasik Tolak Anaknya Diimunisasi Measles Rubella

wartapriangan.com. BERITA TASIKMALAYA. Jelang pelaksanaan vaksin campak rubela secara serentak, suara penolakan muncul dari sejumlah orang tua di Tasikmalaya, Jawa Barat. Lembaga pendidikan berbasis keagamaan juga meragukan kandungan vaksin campak rubela akibat minim sosialisasi.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan rencananya akan menggelar vaksinasi campak Rubella secara serentak 10 Agustus mendatang. Namun, suara penolakan terkait rencana vaksinasi campak rubela ini mulai terdengar di tengah masyarakat.

Sejumlah orang tua di Tasikmalaya menolak vaksinasi campak rubela yang akan diberikan. Mereka menduga kandungan vaksin campak tidak halal dan mengandung unsur yang justru membahayakan kesehatan anaknya.

“Saya tolak dengan jelas dan nyata karena vaksinasi itu belum bisa membuktikan fungsi dan tujuannya,” ujar salah seorang orang tua, Kusoy, saat ditanya sejumlah wartawan Selasa (01/08/2017) siang.

“Yang kedua itu aset bukan orang yang ingin menyehatkan bahkan banyak kemaradatanya kalau menurut saya ditolak,” masih kata Kusoy.

“Yah itu ramuannya ada unsur didalamnya jelas meski banyak orang yang pakai tapi bagi saya tidak bisa, mau ditolak. Saya dua anak dua-duanya nolak,” paparnya.

Sebagian orang tua lain mengaku sudah mendengar terkait vaksinasi campak rubela secara serentak. Meski tidak menolak, namun orang tua tetap khawatir kandungan vaksin dari bahan yang dilarang agama.

Seperti yang di katakana  Hj. Tiwi Ruhaeti, salah seorang  orang tua siswa mengungkapakan, sudah mendengar terkait rencana pemerintah mewajibkan vaksin tersebut. “Kandunganya itu buat kesehatan, buat anak sehat. Tapi saya gituhlah khawatir kalau kandunganya gak bener,” ujarnya.

Hal senada juga diutarakan pengasuh lembaga pendidikan berbasis keagamaan (pondok pesantren) Ihya Assunah, Paseh Tasikmalaya Jawa Barat.

Minimnya sosialisasi membuat pengasuh pondok pesantren meragukan vaksinasi campak rubella. Apalagi, banyak orang tua siswa yang justru menolak dengan alasan ketakutan akan kandunganya.

“Buat kami sebagai pengelola yang memang melibatkan lebih dari seribu anak yang akan diimunisasi menyerap dari ortu ada kekhawatiran berdasarkan keragu-raguan yang berkaitan dengan vaksin ini. Yang dibutuhkan sosialisasi yang harus diserap oleh orang tua, terutama yang ada di kita ini mulai PAUD dan TK sampai usia kelas sepuluh yang akan diberikan vaksin. Tentunya kita sebagai lembaga merasa ada kekhawatiran kita diminta pemerintah dan sisi lain diminta tanggungjawab oleh orang tua,” ungkap Ustad Maman, salah seorang  Pengasuh Ponpes Ihya Assunah Paseh.

Pihak pondok pesantren mengakui sekitar 1000 lebih siswa mulai PAUD hingga siswa SMP kelas sepuluh sudah didata untuk mendapatkan vaksin campak rubela secara serentak. Hanya saja, sejauh ini pihak pondok pesantren belum memberikan izin untuk digelar vaksinasi menunggu persetujuan seluruh orang tua siswa.

Diharapkan sosialisasi menyeluruh dilakukan pemerintah agar informasi yang diterima masyarakat tidak simpang siur. Apalagi, banyak orang tua yang menerima informasi, menyebutkan vaksin campak rubela mengandung bahan dari babi. (Andri/WP)

berita tasikmalaya
Comments (1)
Add Comment
  • ancua

    ya Allah… jika orang2 ini munafik, maka hukumlah mereka sekerasnya didunia, agar orang2 takut mengikuti langlah2 mereka.. hukumlah merekabsekehendakMu ya Allah. sudah cukup usaha kami menghindarkan putra putri kami dr vaksin agar tercipta antibodi secara alami berkembang..