wartapriangan.com, BERITA GARUT. Ajeng Sopha Hanura (19), salah satu mahasiswi Fakultas Ekonomi di Universitas Garut (UNIGA), gadis cantik dari Kecamatan Karang Tengah ini gemar sekali menulis, baik puisi, cerpen dan karya sastra lainnya.
Namun tak disangka, putri dari Yusup S.Pd memiliki bakat terpendam. Bahkan dalam grand final Mojang dan Jejaka 2017, gadis yang suka sendirian di kamar ini mampu merontokan para finalis lainya. Dan dia dinobatkan sebagai pemenang Moka 2017 se-Kabupaten Garut.
Sang Mojang ini, sekarang masih menempuh jenjang pendidikan di UNIGA semester III, pernah belajar di SDN Cintamanik I, melanjutkan ke SMPN I Garut dan SMAN I Garut.
Sosok Ajeng memang cukup unik, dia sebenarnya lebih banyak menghabiskan waktu sendiri di dalam kamar. Saat teman-temannya di luar melakukan aktivitas dan kegemarannya, Ajeng justru tenggelam di balik buku-buku. Dia hobi membaca selain menulis karya sastra.
Namun tiba-tiba dia terjun dan mengikuti seleksi Moka Garut 2017, padahal katanya, sebelumnya tak pernah tersirat hasrat untuk menjadi seorang Mojang. Namun dia terinsfirasi, sehingga gadis yang satu ini terjun di pemilihan Moka. Bahkan Ajeng berhasil keluar sebagai pemeng.
Menurutnya, dia terinspirasi untuk bisa mengembangkan semua potensi yang ada di daerahnya, terutama potensi panas bumi. Sebab Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki kandungan panas bumi terbesar di Indonesia. Bahkan menurut survei seismik, kandungan panas bumi yang ada di Jawa Barat mencapai 6000 MW.
Ajeng meyakini, selain Darajat dan Kamojang, jika yang ada di Karang Tengah dikelola secara serius, dalam beberapa tahun ke depan, Garut dapat menjadi kabupaten dengan pemanfaatan energi panas bumi terbesar di dunia.
Ajeng menyadari, setelah dinobatkan sebagai finalis Moka, dirinya harus banyak belajar untuk terus menggali dan mengembangkan potensi serta bisa menempatkan diri, untuk menjadi alat promosi dalam mendukung program-program Pemerintah Kabupaten Garut.
Sementara sang ayah, Yusup S.Pd, yang menjabat sebagai anggota DPRD Komisi C Kabupaten Garut berharap, dengan terpilihnya Ajeng menjadi Mojang Pinilih Kabupaten Garut 2017, putri keempatnya itu nanti mampu menjadi duta budaya yang bisa menarik wisatawan. Lebih jauhnya lagi bisa ikut mempromosikan banyak destinasi wisata yang kini sudah ditetapkan menjadi program unggulan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut.
Awalnya sang ayah tidak percaya kalau anak keempatnya berkiprah di ajang bergengsi ini seperti itu. Karena menurut Yusup, Ajeng adalah kutu buku dan jarang keluar rumah bergaul dengan teman-temannya, kecuali belajar dan belajar. Tapi tiba-tiba, kata Yusup, dia mendapat kabar Ajeng lolos audisi untuk pemilihan Mojang Jajaka Kabupaten Garut 2017.
Diharapkan Yusup, keberhasilan Ajeng bisa menjadi sarana baginya, bisa memperkenalkan Garut di Internasional. Sehingga program Bupatii Garut menjadi Kota Wisata di tahun 2018 terwujud. (Yayat Ruhiyat/WP)