wartapriangan.com, BERITA BANJAR. Memasuki musim kemarau Asisten Perhutani (Asper), Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Banjar Utara menghimbau kepada warga masyarakat yang akan masuk hutan dan tinggal di sekitar hutan untuk selalu waspada akan ancaman terjadinya kebakaran hutan.
Kepala Asper BKPH Banjar Utara, Amar Sukmana, Selasa (12/09), mengatakan bahwa himbauan ini disampaikan supaya warga masyarakat yang akan masuk dan tinggal di sekitar hutan untuk selalu waspada akan ancaman bahaya kebakaran hutan, khususnya di wilayah hutan
yang masuk zona pengawasan Asper BKPH Banjar Utara.
Amar, menjelaskan kebakaran hutan saat musim kemarau seperti sekarang ini, kapan saja bisa terjadi. Biasanya kebakaran hutan terjadi disebabkan karena kelalaian dari manusia itu sendiri. Misalnya saat masuk hutan buang putung rokok secara sembarangan, atau bisa juga akibat pembakaran rumput saat sedang membuka lahan di daerah sekitar hutan.
“Di samping itu, selain akibat ulah manusia, kebakaran hutan bisa juga disebabkan oleh faktor cuaca yang ektrim dan panas, sehingga serasah (daun kering) yang ada di sekitar hutan tersebut sangat mudah sekali terbakar,” ujarnya.
Amar mengharapkan peran dari semua pihak untuk sama-sama menjaga, supaya hutan tidak sampai terbakar. Dan warga masyarakat yang ada di sekitar hutan untuk ekstra hati-hati dalam beraktifitas khususnya menyalakan api. Apalagi kebakaran hutan yang terjadi akibat dari faktor kesengajaan, pelakunya dapat langsung diproses secara hukum dan bisa dipidanakan.
“Selain itu juga kami mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat yang tinggal di sekitar hutan untuk bersama-sama mengawasinya. Apabila terjadi kebakaran hutan, masyarakat dihimbau untuk langsung melaporkannya ke petugas perhutani dan aparat kepolisian terdekat, apalagi jika menemukan ada masyarakat yang sengaja membakar segera untuk melapor,” tegasnya
Perlu diketahui bahwa luas wilayah zona hutan dibawah pengawasan Asper BKPH Banjar Utara, seluas kurang lebih 3.114,99 H. Dan terdiri dari wilayah KPH Bunter, Rancah, dan Gadung. (Baehaki Efendi/WP).