wartapriangan.com,BERITA INTERNASIONAL. Seorang ibu yang bernama Rebecca Bredow berasal dari Negara Bagian Michigan, Amerika Serikat tidak mengizinkan putranya yang berusia sembilan tahun untuk diimunisasi,
Bredow melanggar hukum mengingat dia telah mengingkari kesepakatan yang dia buat bersama mantan suaminya pada November 2016 agar putra mereka divaksinasi.
Bredow dan mantan suaminya bercerai pada 2008, namun mereka berbagi hak asuh. Akan tetapi ayahnya masih menginginkan anaknya diimunisasi. Hakim Pengadilan Oakland County, Karen McDonald, memutuskan untuk memberikan hak kepada si ayah untuk mengimunisasi anaknya.
Bredow dijatuhkan vonis hukuman penjara pada Rabu (04/10). Dia dinyatakan bersalah menghujat pengadilan setelah menolak putusan hakim agar anaknya divaksinasi.
Di hadapan hakim, Bredow menegaskan bahwa dirinya adalah “seorang ibu yang terdidik”. Namun memvaksinasi anaknya bertentangan dengan kepercayaannya.“Saya lebih baik duduk di balik jeruji besi dan bertahan untuk apa yang saya yakini, ketimbang menyerah terhadap sesuatu yang sangat saya tidak percayai,” tambah Bredow.
Para penolak vaksinasi mengkhawatirkan bahwa vaksinasi akan membuat anak mereka sakit dan terpapar autisme, walau klaim-klaim tersebut telah dibantah oleh kalangan medis.
Tingkat imunisasi anak di Michigan masuk kategori rendah di AS, dengan menempati peringkat 43 dari 50 negara bagian, menurut laman Mlive.
Barbara Loe Fisher, selaku Ketua Lembaga Nirlaba Pusat Informasi Vaksin Nasional, mengatakan ini bukan pertama kalinya orang tua dipenjara karena menolak imunisasi pada anak.
Pasalnya, kata Fisher kepada BBC, pemerintah federal AS tidak menetapkan wajib imunisasi anak dalam undang-undang, tapi hanya mengeluarkan rekomendasi dan menyerahkan persyaratannya kepada negara bagian.
Bagaimanapun jika orang tua tidak mematuhi panduan vaksinasi yang dirilis sekolah, anak tersebut tidak diizinkan bersekolah dan orang tua bisa dipenjara karena membiarkan anak absen.
Atas alasan tersebut, menurut Fisher, banyak orang tua yang menolak vaksinasi, memilih mendidik anak mereka di rumah alias home-school.
Berbagai sumber