Nana mengaku, pemberian materi mitigasi penanggulangan bencana kepada tingkat TK sedikit berbeda dengan tingkat SD hingga SLTA.
“Kita harus pakai gerakan tubuh dan bernyanyi. Seperti pada lagu Mars Penanggulangan Bencana dengan triple 20,” ungkapnya. Triple 20 yang dimaksud, kata Nana yakni 20 detik ketika terjadi bencana, 20 menit evakuasi dan 20 meter ke tempat yang lebih tinggi.
Dirinya juga mengakui daya tangkap untuk anak-anak yang berada di wilayah pesisir pantai sangat cepat dalam penyampaian materi.
“Sejak dini kita harus berikan pemahaman, supaya tidak panik dan tau apa yang hendak dilakukan ketika ada bencana,” ujarnya.
Sementara Nandhini salah satu relawan spikolog dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mengatakan, dari hasil evaluasi sementara atas kegiatan Anak TK Mitigasi atau ATM, cenderung masih ada yang tidak mengerti dengan program ini.
“Mereka kan masih kecil jadi tidak terlihat ada kepanikan ketika diberikan aba-aba ada bencana, cenderung masih ada yang bermain dan minta makan atau minum,” ujarnya.
Pasalnya, menurut Andhini, kegiatan ini diikuti secara heterogen atau di gabung kelas yang satu dengan kelas yang lainnya.
“Tapi kalau di pisah-pisah pesertanya, mungkin sosialisasi ini akan mengena secara maksimal,” pungkasnya. (Iwan Mulyadi/WP)