wartapriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Kendati Pemerintah Kota Tasikmalaya sudah membangun trotoar bagi penyandang disabilitas namun tidak dapat dimanfaatkan oleh para difabel. Pasalnya, fasilitas yang dibangun di beberapa tempat di Jantung Kota tersebut dirampas oleh pedagang kaki lima dan parkir liar.
Kasi Dalops Pol PP Kota Tasikmalaya Sandi A Sugih menjelaskan, pihaknya sudah memberikan himbauan kepada masyarakat terutama pedagang yang berada di dekat trotoar untuk tidak menempatkan barang atau tempat jualan di atas trotoar. “Kami terus melakukan himbauan dan melaporkan setiap perkembangan di lapangan ke Satpol PP Kota Tasikmalaya”.
“Kami juga terus menghimbau supaya pejalan kaki terutama jalur disabilitas jangan tertutup oleh motor atau tempat berjualan,” tambahnya.
Sandi melanjutkan, setiap perkembangan di lapangan akan terus dipantau. Pasalnya setelah pedagang diberi himbauan, selang dua hari mereka kembali menaruh barang atau tempat dagangannya di trotoar.
Selain itu, petugas parkir atau pemilik bengkel sudah diberi himbauan supaya tidak memarkir motor di trotoar. “Jika membandel akan ditertibkan oleh Stapol PP Kota Tasikmalaya,” tegas Sandi.
Selain barang, tempat berjualan dan parkir liar, di jalur dengan ciri garis putus-putus warna kuning itu, juga ada tiang penyanga toko yang menghalangi. “Ada juga tiang toko yang harus digeser karena berada di jalur tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Advokat Indonesia (PAI) Kota Tasikmalaya, Dani Safari Ependi, SH, menjelaskan, penyandang disabilitas juga harus mendapatkan hak yang sama terutama dalam pemanfaatkan fasilitas umum. Jalur khusus disabilitas yang seolah dirampas oleh kepentingan tertentu harus ditertibkan.
“Hargai hak penyandang disabilitas, seperti tuna netra yang harus berjalan di trotoar namun jalur tertutup motor atau tempat berjualan,” tutur Dani.
“Haknya sudah dirampas dan pemerintah dalam hal ini Pemkot Tasikmalaya jangan tinggal diam, penertiban menjadi solusinya,” tambah Dani.
Sementara itu, Deni Haradi (34) penyandang tunanetra bersyukur Pemkot Tasik menenyediakan tempat berjalan untuk yang memiliki kekurangan penglihatan seperti dirinya. “Kadang saya sering menabrak para pedagang yang berjualan di trotor kadang juga menabrak tiang penyangga toko karena saya menyasar garis kuning tidak tau ada pedagang di depan saya dan saya sering menabrak,” ungkapnya. (Andri Ahmad Fauzi/WP)