wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Sebanyak 50 warga Desa Bangun Karya Kecamatan Langkaplancar mengikuti kegiatan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB). Kegiatan dipusatkan di Aula Desa Bangun Karya selama tiga hari, Senin-Rabu (13-15/10/2017).
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pangandaran, Dani Hamdani mengatakan, KSB merupakan salah satu program unggulan Kementerian Sosial untuk melindungi masyarakat dari kerentanan bencana.
“Esensi dari program KSB ini yaitu keterlibatan masyarakat setempat dalam pelaksanaan penanggulangan bencana atau community based disaster management yang dikombinasikan dengan nilai-nilai kearifan lokal,” ungkapnya.
Dikatakan Dani, bencana kerap mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat dan menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa. “Oleh karena itu pemerintah daerah memberikan perhatian kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana,” ujarnya.
Ia berharap peserta pelatihan dapat menimba pengetahuan dan keterampilan terkait penanggulangan bencana sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan darurat yang diperlukan saat terjadi bencana. “Tujuan utama dibentuknya KSB yaitu untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Diharapkan ke depan tercipta hubungan yang baik antara pemerintah dan masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat Desa Bangun Karya lebih sigap dalam menghadapi bencana serta saling bahu membahu untuk mengurangi resiko bencana dengan memanfaatkan kearifan lokal yang sudah tumbuh di masyarakat.
Dani menjelaskan, dalam penanggulangan bencana ada tiga hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian. Diantaranya one rule atau satu aturan, kemudian one command atau satu perintah dan one coprs atau satu jiwa korsa yang sama.
Ketua Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran, Aang Sutarman mengatakan, KSB di Desa Bangun Karya merupakan KSB yang ke enam di Kabupaten Pangandaran. “Sebelumnya kita sudah melaksanakan KSB di Desa Paledah, Desa Sukanagara, Desa Pamotan, Desa Ciparanti dan Kertamukti. Semuanya merupakan daerah rawan bencana banjir dan longsor termasuk Desa Bangu Karya,” papar Aang.
Dikatakannya, materi yang disampaikan merupakan pemahaman dan keterampilan terkait penanggulangan bencana. “Selain diisi pemateri dari Tagana dan Dinas Sosial, kami juga melibatkan unsur Muspika dan kelembagaan lain seperti BPBD dan PMI,” ungkapnya.
Lanjut Aang, kegiatan KSB diakhiri dengan simulasi penanganan bencana melibatkan sekitar 100 warga Desa Bangun Karya Kecamatan Langkaplancar. (Iwan Mulyadi/WP)