wartapriangan.com, BERITA OLAHRAGA. Lama tak terdengar kiprahnya, nama Djajang Nurdjaman alias Djanur kembali mencuat ke permukaan seiring pemberitaan Djanur yang minggu ini kembali ke Kota Bandung. Kembalinya Djanur ke Bandung ternyata membawa misi mencetak sejarah.
Djanur selama ini identik dengan Persib Bandung. Sebagai mantan pemain ataupun mantan pelatih Persib Bandung, nama Djanur selalu melekat dengan sebutan legenda Persib. Hal ini tidak terlepas dari pencapaian prestasi yang dibuatnya bersama Persib. Pengunduran diri Djanur dari kursi pelatih Persib di pertengahan musim Liga 1, sempat membuat namanya luput dari pemberitaan.
Seperti diketahui, selepas mengundurkan diri dari kursi pelatih Persib Bandung, Djanur ternyata dipinang manajemen Klub Liga 2, PSMS Medan untuk melatih tim berjulukan ayam kinantan tersebut. Target manajemen tim Asal Medan tersebut tidak main-main. Djanur diberikan target membawa PSMS Medan kembali ke kasta tertinggi sepakbola nasional, Liga 1.
Target yang tidak ringan walau bukan mustahil. Tanpa banyak pemberitaan, PSMS medan kini telah memasuki fase semifinal Liga 2, dan akan memperebutkan tiket final dengan menghadapi Tim PSIS Semarang. Dan kebetulan tempat digelarnya semifinal Liga 2 ini bertempat di Kota Bandung, tepatnya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gede Bage, Bandung.
Digelarnya semifinal Liga 2 di Kota Bandung bukan tanpa alasan. PSSI, dalam hal ini operator PT Liga indonesia Baru, melalui pembahasan panjang yang berlarut-larut memutuskan Stadion milik Persib Bandung menjadi tempat digelarnya tempat semifinal yang akan mempertemukan 4 tim yang lolos dari fase 8 Besar Liga 2 yang juga berlangsung di tempat yang sama.
Empat tim yang lolos tersebut adalah Persebaya Surabaya, Martapura FC, PSIS Semarang dan PSMS Medan. Di semifinal yang akan digelar sore ini, Persebaya akan berhadapan dengan Martapura FC. Sementara tim asuhan Djanur, PSMS Medan akan menghadapi tim PSIS Semarang.
Djanur tentunya berharap banyak, bermain di Kota Bandung membawa keberuntungan buat tim yang diasuhnya kini, PSMS Medan. Dan harapan itu semakin mendekati kenyataan. Kini langkah PSMS Medan tinggal selangkah lagi menuju Liga 1.
Sesuai regulasi PT Liga Indonesia Baru, tiga tim teratas Liga 2 akan promosi ke Liga 1 musim depan menggantikan tiga tim yang degradasi dari Liga 1.
Sejarah akan mencatat dengan tinta emas bila Djanur berhasil membawa PSMS Medan menjuarai Liga 2 sekaligus memenuhi target yang dibebankan manajemen PSMS Medan kepada Djanur membawa tim asal kebanggaan orang Medan berkiprah di Liga 1 musim depan.
Bila itu terjadi, Djanur akan tercatat sebagai satu-satunya pelatih yang berhasil membawa tim yang diasuhnya juara di dua kasta liga yang berbeda.
Kala menukangi Persib Bandung, Djanur berhasil membawa Tim Maung Bandung yang berkiprah di Liga 1 menjuarai Indonesia Super Liga (ISL) Tahun 2014 dan merebut Piala Presiden setahun kemudian.
Pencapaian prestasi Djanur akan semakin sulit dipecahkan bila prestasi sebagai pemain juga turut dihitung. Saat berseragam Persib sebagai pemain, bersama legenda Persib lainnya seperti Ajat Sudrajat, Adeng Hudaya, Robbi Darwis, Djanur mempersembahkan Tropi Juara Perserikatan Tahun 1986.
Saat itu, Di final yang disesaki 100.000 penonton dan berlangsung di Stadion Utama Senayan (sekarang Stadion Gelora Bung Karno), Djanur mencetak satu-satunya gol semata wayang ke gawang Perseman Manokwari.
Sore ini (25/11/2017), akankah Djanur membawa PSMS Medan ke final dan menjuarai Liga 2 sekaligus mencetak sejarah? patut Kita tunggu bersama-sama kiprah pelatih kelahiran Majalengka ini.
(Iwan Mulyawan/WP)