wartapriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Warga Jalan Lingkar Gentong Desa Kadipaten Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Senin dini hari (27/11/2017) gempar. Pasalnya, salah seorang warga, Saeful (36) menemukan sesosok bayi dibungkus kain selendang tergeletak di sebuah saung.
Sontak Saepul yang kaget segera melaporkan penemuan bayi tersebut ke Polsek Kadipaten. Saat ditemukan, kondisi bayi masih hidup namun lahir prematur. Tak lama, warga lainnya dan petugas dari Polsek Kadipaten Kota berdatangan ke lokasi penemuan bayi itu.
Keterangan yang diperoleh dari Kapolsek Kadipaten AKP Erustiana, penemuan bayi itu berawal ketika Saepul sedang berjaga di lokasi jalan yang longsor. Ia ber istirahat ke saung warung milik Apong.
“Pada saat hendak menuju saung tersebut ia mendapatkan kasur yang di atasnya terdapat bukusan kain selendang. Kemudian bungkusan tersebut dibuka oleh Saepul. Pada saat dibuka ternyata di dalam bungkusan tersebut terdapat bayi laki-laki yang mungil dan lucu,” jelas AKP Erustiana dalam siaran persnya melalui saluran telepon, Senin (27/11/2017).
Petugas yang datang beberapa saat usai mendapat laporan segera memeriksa kondisi bayi yang diduga baru dilahirkan lima hari sebelum ditemukan tersebut. Selanjutnya, bayi mungil itu dibawa petugas ke Puskesmas Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya untuk mendapatkan perawatan.
“Bayi tersebut dilahirkan dalam keadaan normal, diperkirakan bayi tersebut berusia lima hari dan keadaan bayi masih sehat. Beratnya 2,9 kilogram,” terang AKP Erustiana.
Setelah melaksanakan koordinasi dengan, Sat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, petugas dari Polsek Kadipaten langsung melaksanakan pengecekan TKP penemuan bayi. Pemeriksaan di lokasi kejadian bertujuan untuk mencari petunjuk di sekitaran lokasi dan mengungkap siapa yang melakukan pembuangan bayi tersebut. Diharapkan, dengan dilakukan pengecekan di tempat kejadian, kasus tersebut bisa segera terungkap.
Kini bayi malang itu berada di Puskesmas Ciawi dan dalam pengawasan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya. (Andri Ahmad Fauzi/WP)